1.
Arnoldus Andre
irawan
2.
Christin Ariesta
3.
Eirine Simamora
4.
Fanny Anggraeni
5.
Ifan Anggara
6.
Komang Astri
7.
Liya Subekti
8.
Luviana Mintari
9.
Merri Anggraini
10. Nura perezkinia
11. Pebriana Dani
12. Ratna Pramesti
13. Ricky Prawira
14. Robby darmawan
15. Saur Defi Laurentia S
16. Vera Farlina
17. Yosua Sitinjak
18. Enny Prayunita
STIKES PERDHAKI CHARITAS PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN
PALEMBANG
2014
-------------------------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat serta
kaunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah Keperawatan Anak yang Alhamdullillah
tepat pada waktunya yang berjudul “MAKALAH KEPERAWATAN JIWA IIRESPON
PSIKOFISIOLOGI
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah awt. Senantiasa meridhai usaha kita.
Amin.
Palembang,
September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul......................................................................................... i
Kata pengantar........................................................................................ ii
Daftar isi.................................................................................................. iii
Bab I : PENDAHULUAN
a.
Latar belakang............................................................................. 1
b.
Tujuan penulisan.......................................................................... 2
Bab II :
PEMBAHASAN
A.
Definisi........................................................................................ 3
B.
Konsep peringatan....................................................................... 3
C.
Diagnosa keperawatan dan diagnosa medik............................... 5
D.
Pengkajian pada klien dengan respon
psikofisiologi................... 5
E.
Penentuan diagnosa keperawatan............................................... 9
Bab IV : PENUTUP
a. Kesimpulan.................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Ketidak mampuan dalam penyesuaian
diri terhadap berbagai persoalan hidup manusia, bukan hanya menyebabkan
gangguan mental. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa situasi yang memberi
tekanan pada seseorang dapat mengakibatkan keluhan-keluhan fisik seperti sakit
kepala, asam lambung meningkat, dan sebagainya. Banyak kasus dimana analisa dan
segala jenis pemeriksaan oleh dokter menunjukkan seseorang secara fisik tidak
mempunyai masalah fisik. Namun pada kenyataannya orang tersebut mengeluh karena
sakitnya.
Masalah-masalah emosional yang
tidak ditangani adalah penyebab 85% penyakit fisik. Itulah mengapa penanganan
penyakit fisik tidak membuahkan hasil yang tuntas karena mengabaikan masalah
emosional.
Psikosomatis berasal dari dua kata
yaitu psiko yang artinya psikis, dan somatis yang artinya tubuh.
Dalam Diagnostic And Statistic Manual Of Mental Disorders edisi ke empat (DSM
IV) istilah psikosomatis telah digantikan dengan kategori diagnostik faktor
psikologis yang mempengaruhi kondisi medis.
Gangguan psikofisiologis merupakan
gangguan kesehatan yang umum dijumpai di populasi, namun seringkali
menimbulkan kesalahpahaman dibidang medis. Psikosomatis merupakan salah satu
gangguan kesehatan atau penyakit yang ditandai oleh bermacam-macam keluhan
fisik. Berbagai keluhan tersebut acapkali berpindah-pindah. Sebagai contoh
dalam waktu beberapa hari terjadi keluhan pada pencernaan, disusul gangguan
pernafasan pada hari-hari berikutnya. Atau kadang keluhan tersebut menetap hanya
pada satu sistem saja, misal hanya pada sistem pencernaan (gangguan lambung).
Kondisi inilah yang seringkali menjadi sebab berpindah-pindahnya penderita dari
satu dokter ke dokter yang lain ("doctor shopping"). Ada sebagian
pasien yang kemudian jatuh pada perangkap medikalisasi, yakni upaya atau
tindakan dengan berbagai teknik dan taktik, yang membuat mereka terkondisi
dalam keadaan sakit dan memerlukan pemeriksaan maupun pengobatan.
Dalam
gangguan psikofisiologis faktor-faktor psikologis benar-benar menyebabkan
gangguan-gangguan fisik. Misalnya, stress psikologis yang lama dapat
menyebabkan produksi asam lambung bertambah dan asam tersebut dapat menyebabkan
lubang pada dinding lambung. Dalam gangguan somatoform, faktor-faktor
psikologis menyebabkan simtom-simtom gangguan-gangguan fisik tetapi tidak ada
gangguan-gangguan yang aktual (tidak ada jaringan-jaringan yang rusak dalam
tubuh). Misalnya seseorang yang menderita gangguan konversi kemungkinan akan
menderita kelumpuhan pada lengan, tetapi syaraf-syaraf otot atau tulang lengan
tidak rusak.
B. TUJUAN
·
Agar mahasiswa/i mampu memahami respon psikofisiologi
·
Agar mahasiswa/i mampu mempelajari dan megerti konsep
peringatan dan bertahap kelelahan
·
Agar mahasiswa/i mampu merumuskan diagnosa keperawatan
dan mengeti diagnosa medik pada respon psikofisiologi
·
Agar mahasiwa mampu melakukan pengkajian s/d evaluasi
pada [asien dengan gangguan pisikofisiologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
DEFINISI
Psikosomatis berasal dari dua kata yaitu psiko
yang artinya psikis, dan somatis yang artinya tubuh. Psikofisioliogis
merupakan salah satu gangguan kesehatan atau penyakit yang ditandai oleh
bermacam-macam keluhan fisik. , Kellner (1994) mengungkapkan bahwa istilah
psikosomatik menunjukkan hubungan antara jiwa dan badan. Gangguan psikosomatik
didefinisikan sebagai suatu gangguan atau penyakit fisik dimana proses
psikologis memainkan peranan penting, sedikitnya pada beberapa pasien dengan
sindroma ini. Menurut Terry Beehr dan John Newman (1978) gejala stress kerja
dapat di bagi dalam 3 (tiga) aspek, yaitu gejala psikologis, gejala psikis dan
perilaku
Gangguan pada perkembangan
disebabkan oleh dua hal yaitu gangguan yang disebbakan oleh keadaan fisik dan
gangguan yang disebabkan oleh emosi atau keadaan psikologis, gangguan fisik merupakan
efek dari masalah psikologis dan sosial di sebut sebagai psikosomatis yang
kemuidian lebih di kenal dengan psikofisiologi, yaitu penyakit fisik yang di
sebabkan oleh faktor psikologis (Peterson et.al.,2003)
Gangguan psikofisiologis
merupakan gangguan atau penyakit yang mencakup kerusakan tubuh. Gangguan psikofisiologis
seperti asma, ditandai oleh simptom-simptom fisik yang nyata yang di sebabkan
oleh faktor-faktor psikologis. (Gerald. et.al.,271 ).
B. KONSEP
PERINGATAN BERTAHAN KELELAHAN
1). Reaksi Alarm ( Waspada).
Melibatkan
pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi
stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis.
Tanda fisik
: curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal
mengalir ke kepala dan ekstremitas.
Banyak organ
tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan
daya tahan tubuh menurun. Reaksi alarm melibatkan pengerahan mekanisme
pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya
volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya
dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan
energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin
mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot.
Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas
hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “respons melawan
atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila
stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
2). Reaksi Resistance (Melawan)
Individu
mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan
masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi
fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi
faktor-faktor penyebab stress.
Bila
teratasi gejala stress menurun atau normal tubuh kembali stabil, termasuk
hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut
berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan
memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh
pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
3).
Reaksi Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan
fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya.
Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan
seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha
melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan
kematian. Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh
tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan
diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu
tersbut.
C. DIAGNOSA
KEPERAWATAN DAN DIAGNOSA MEDIK YANG BIASA MUNCUL PADA RESPON PIKOFISIOLOGI
YANG MALADAPTIF
Diagnosa keperawatan menggambarkan interaksi biopsikososial individu. Model stress adaptasi dpt digunakan dlm penentuan dx kep
Dx kep mayor (menurut Stuart & Sunden):
•
Gangguan
penilaian
•
Nyeri kronik
•
Gangguan
pola tidur
Diagnosa medis yang berkaitan antara lain:
•
Gangguan
somatisasi
•
Gangguan
konversi
•
Hypocondriasis
•
Gg tbh
dismorfik
•
Gg nyeri
•
Insomnia
•
Primary
Hipersomnia
•
narkoleksi
D.
PENGKAJIAN PADA
KLIEN DENGAN RESPON PSIKOFISIOLOGI
1. Fisiolgis
Untuk melihat gejala fisik atau faktor yang mempengaruhi kondisi fisik,
yang meliputi :
·
Kardiovaskuler
: angina, hipertensi, sakit kepala
·
Musculoskeletal
: LBP (low back pain), arthritis
·
Pernafasan :
asma, hiperventilasi
·
Pencernaan :
anoreksia, peptic ulcer,colitis, obesitas
·
Kulit :
eczema, puritus, neurodermatitis
·
Genitourinari
: impotensi, PMS
·
Endokrinologi
: diabetes, hipertiroid
2. Psikologis
Pada individu mungkin terdapat gejala fisik tapi
tidak ada kelainan organik (somatoform disorder). Terdiri dari:
•
Somatization
disorder. Banyak keluhan tentang keadaan fisik tapi tidak ditemui adanya
kelainan fisik. Misal palpitasi, sakit kepala dll.
•
Conversion
disorder, yaitu seseorang merasa kehilangan atau mengalami perubahan fungsi
fisik
•
Hipokondriasis.
Dipenuhi oleh rasa takut bahwa dirinya menderita penyakit parah berdasar
penafsiran yang salah terhadap gejala tubuh
•
Kelainan dismorfik
tubuh, yaitu seseorang dengan penampilan normal merasa mengalami cacat fisik
•
Pain
disorder, faktor psikologis mempunyai peranan penting dalam awitan
maupun keparahan nyeri.
3. Faktor Prediposisi
•
Faktor
biologis
-Keseimbangan hormonal mempengaruhi emosi seseorang
- Faktor genetic
- Faktor genetic
•
Faktor
psikologis
Kepribadian tipe A. Penyakit fisik bisa disertai dengan kelainan organik
dan ada pula yang tanpa ada kelainan organik.
•
Faktor
sosial
- Keparahan gejala
dipengaruhi aspek lingkungan sosial
- Konsep peran sakit dalam lingkungan sosial. Menjadi sakit adalah peran sosial dimana masyarakat menempatkan kepercayaan & harapan pada individu
- Konsep peran sakit dalam lingkungan sosial. Menjadi sakit adalah peran sosial dimana masyarakat menempatkan kepercayaan & harapan pada individu
4. Faktor Presipitasi
Yaitu adanya
stimulus yang meningkat dari lingungan internal atau eksternal yang diterima
individu yang melebihi sumber koping yang dimiliki dan membahayakan dirinya.
Respon psikofisiologis yang muncul akibat stimulus tetsebut dipengaruhi oleh
pengalaman individu dalam menginterpretasi keadaan stressful. Misal: diare
menjelang ujian. Akumulasi dari stressor kecil.
5. Sumber Koping
Perlu dikaji
kebiasaan koping pasien, support sistem dari keluarga, teman, pemberi layanan
kesehatan.
6. Mekanisme Koping
Kelainan psikofisiologi dipandang sebagai upaya
untuk mengatasi ansietas akibat stres yang berlebihan. Mekanisme defensif yang
berkaitan antara lain :
•
Represi
perasaan, konflik dan impuls yang tidak dapat diterima.
Dalam hal
ini pengalaman yang menyakitkan, kenangan yang tidak diharapkan pikiran dan
impuls yang tidak menyenangkan dikeluarkan dari kesadaran. Atau dalam arti lain
represi adalah menekan semua pengalaman yang menyakitkan, kenangan yang tidak
diharapkan, impuls yang tidak menyenagkan kealam tak sadar secara tidak sadar. contoh:seorang anak yang semasa kecilnya sering mendapat perlakuan kasar ia
akan melupakan semua kejadian tersebut secara tidak sadar, tetapi smeua
kenangan tersebut akan terakumulasi di alam bawah sadarnya.
•
Menyangkal
masalah (Denial)
Mengingkari
pikiran keinginan, fakta dan kesedihan yang tidak dapat ditoleransi contoh:pasien kanker,menyatakan dokter salah diagnosa.
•
Kompensasi
Proses
dimana seseorang menutupi kekurangannya dengan menekan segi lain yang dianggap
menjadi kelebihannya. contoh: seorang siswa yang dalam prestasi belajarnya maka ia akan
menutupinya dengan pandai bermain musik. Seorang yang sakit dan tidak mampu
beraktivitas secara fisik maka dia akan berupaya memaksimalkan aktivitas yang
lain misal dengan menulis.
•
Regresi
Yaitu suatu
mekanisme dimana saat sakit individu kembali ke tingkat perkembangan
sebelumnya. Missal seorang anak yang biasanya sudah bisa mandiri dalam ADL saat
sakit menjadi ngompol, selalu minta dilayani
•
Supresi
Menekan
secara sadar pikiran, impuls dan perasaan yang tidak menyenang kealam tak
sadar. contoh:
seorang siswa pergi menonton film bersama teman dekatnya,maka pada saat belajar
dikelas dia berusaha untuk melupakan kejadian tersebut untuk lebih konsentrasi
mengikuti pelajaran.
•
Identifikasi
Proses
dimana seseorang meniru cara berfikir dan berperilaku dari seseorang yang
dikagumi. contoh: seorang anak SMA yang mengidolakan Agnes Monica meniru cara
berpakaian dan model rambut seperti Agnes Monica
•
Reaksi
formasi
Mengembangkan
pola sikap dan perilaku tertentu yang disadari berlawanan dengan perasaan dan
keinginannya. contoh: seseorang marah pada
temannya tapi malah bersikap baik dan meminjamkan catetan kuliah dengan sikap
yang manis.
•
Rasionalisasi
Berusaha
memperlihatkan tingkah laku yang tampak sebagai hasil pemikiran yang logis. contoh: tidak punya uang untuk beli kendaran, dikatakan bahwa jalan kaki
lebih sehat dari pada naik kendaraan.
E.
PENENTUAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
RESPON PSIKOFISIOLOGI
Perawat harus mampu :
1. Mengumpulkan data yang valid dan berkaitan
2. Menganalisis data ke dalam kelompok
3. Membedakan diagnosa keperawatan dari masalah kolaboratif
4. Merumuskan diagnosa prioritas
Penentu Prioritas Diagnosis
Dengan menentukan diagnosis
keperawatan, maka dapat diketahui diagnosis mana yang akan dilakukan atau
diatasi pertama kali atau yang segara dilakukan dalam menentukan prioritas
terdapat beberapa pendapat urutan prioritas, diantaranya :
1. Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa)
Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan atau mengancam jiwa yang dilatar belakangi dari prinsip pertolongan pertama yaitu dengan membagi beberapa prioritas diantaranya prioritas tinggi, prioritas sedang , dan prioritas rendah, yaitu :
Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan atau mengancam jiwa yang dilatar belakangi dari prinsip pertolongan pertama yaitu dengan membagi beberapa prioritas diantaranya prioritas tinggi, prioritas sedang , dan prioritas rendah, yaitu :
a. Prioritas tinggi : mencerminkan situasi yang mengancam
kehidupan (nyawa seseorang) sehingga perlu dilakukan tindakan terlebih dahulu
seperti masalah bersihan jalan nafas.contoh diagnosa..................
b. Prioritas sedang : menggambarkan situasi yang tidak gawat dan
tidak mengancam hidup klien seperti masalah higiene perseorangan.contoh
diagnosa.................
c. Prioritas rendah : menggambarkan situasi yang tidak
berhubungan langsung prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik seperti
masalah keuangan atau lainnya.contoh diagnosa..................
2. Berdasarkan kebutuhan maslow
Maslow
mentukan prioritas diagnosis yang akan direncanakan berdasarkan kebutuhan
diantaranya kebutuhan fisiologis keselamatan dan keamanan, mencintai dan
memiliki, harga diri dan aktualisasi diri, yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
Untuk
prioritas diagnosis yang akan direncanakan maslow membagi urutan tersebut
berdasarkan urutan kebutuhan dasar manusia di antaranya :
a. Kebutuhan fisiologis, meliputi masalah respirasi, sirkulasi,
suhu, nutrisi, nyeri, cairan, perawatan kulit, mobilitas, eliminasi
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan, meliputi masalah
lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan, pakaian, bebas dari infeksi
dan rasa takut.
c. Kebutuhan mencintai dan dicintai, meliputi masalah kasih
sayang, seksualitas, afiliasi dalam kelompok, hubungan antar manusia.
d. Kebutuhan harga diri, meliputi masalah respect dari keluarga,
perasaan menghargai diri sendiri.
e. Kebutuhan masalah aktualisasi diri, meliputi kepuasan
terhadap lingkungan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Gangguan psikofisiologis merupakan gangguan kesehatan yang umum
dijumpai di populasi, namun seringkali menimbulkan kesalahpahaman dibidang
medis. Psikosomatis merupakan salah satu gangguan kesehatan atau penyakit yang
ditandai oleh bermacam-macam keluhan fisik. Berbagai keluhan tersebut acapkali
berpindah-pindah. Sebagai contoh dalam waktu beberapa hari terjadi keluhan pada
pencernaan, disusul gangguan pernafasan pada hari-hari berikutnya. Atau kadang
keluhan tersebut menetap hanya pada satu sistem saja, misal hanya pada sistem
pencernaan (gangguan lambung).
Diagnosa keperawatan dan diagnosa
medik yang biasa muncul pada respon pikofisiologiyang maladaptive,diagnosa keperawatan menggambarkan interaksi biopsikososial individu. Model stress adaptasi dpt digunakan dlm penentuan dx kep
Dx kep mayor (menurut Stuart
& Sunden) : Gangguan penilaian, Nyeri kronik, Gangguan
pola tidur. Diagnosa medis yang berkaitan
antara lain : Gangguan somatisasi, Gangguan konversi, Hypocondriasis, Gangguan tubuh dismorfik, Ganggguan nyeri, Insomnia, Primary Hipersomnia, narkoleksi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA
http://www.klinikhudassari.com/berita-156-gangguan-psikofisiologis.html
Maslim, rusdi.2002.Buku Saku
Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringakas Dari PPDGJ-III. Jakarta