Minggu, 13 November 2016

ANTARA KETENANGAN JIWA, KEDAMAIAN HATI DAN SEBUAH KEBENARAN

Mungkin terlalu banyak permasalahan yang dihadapi setiap manusia ,dan tak luput dengan jiwa saya.. baik berkaitan dengan masalah lahir, batin, ataupun kejiwaan. Dari sini, muncullah berbagai ragam usaha untuk mengatasi problematika hidup. Tujuan utamanya, pada dasarnya hanya satu, yaitu;

" mendapatkan kepuasan hati, ketenteraman hidup, dan ketenangan jiwa"

Yang amat disayangkan, munculnya anggapan keliru karena ketidakpahaman atau karena belum mengerti, bahwa tidak semua hal yang mampu mendatangkan kepuasan, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa menunjukkan kebenaran sesuatu tersebut. Ya, kita bisa katakan, benar, memang sesuatu tersebut dapat mendatangkan kepuasan, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa. Namun permasalahannya, apakah semua hal yang bisa mendatangkan kepuasan, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa bisa dibenarkan secara syar’i?

Jadi, yang dimaksud “benar” disini adalah, benar secara tinjauan dan hukum syar’i. Jika tidak demikian, kita akan menemukan betapa banyak praktek-praktek yang memang telah terbukti mampu mendatangkan kepuasan hati, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa

Pacaran contoh kecil dan besarnya, Hal-hal tersebut memang terbukti mampu mendatangkan kepuasan hati, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa tapi apakah kepuasan hati, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa tersebut -jika memang terjadi- adalah hakiki dan abadi? Inilah permasalahannya..... maffkanlaa saya tau tapi saya langgar ya rabb...

Bahkan, sampai pada derajat orang (yang masih bisa merasakan kelezatan dengan) melakukan hal-hal yang sangat hina, hal-hal yang kotor dan menjijikan, baik berupa perkataan maupun perbuatan..astagfirulahalazimm...

Permasalahan ini, persis dengan seseorang yang mencari kesembuhan dari penyakit kronis yang dideritanya, sementara para dokter telah angkat tangan dari penyakitnya tersebut, lalu akhirnya, orang ini berobat ke dukun, kemudian sembuh. Maka, apakah kesembuhannya bisa ia jadikan dalil atas bolehnya berobat atau mendatangi dukun? Apakah kesembuhan yang ia dapati -dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala – menunjukkan bahwa dukun tersebut berada di atas al haq (baca : kebenaran)? Apakah kesembuhannya itu berasal dari cara yang dibenarkan oleh syariat

mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan taufiqNya- kita tentu tidak boleh ragu dan syak, bahwa kepuasan hati, ketenteraman hidup dan ketenangan jiwa adalah salah satu sifat syariat Islam yang mulia dan sempurna ini. Itupun, harus dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat yang benar dalam beribadah. Yaitu, ikhlash hanya untuk Allah l semata, dan mutaba’atur rasul (mengikuti tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam), sebagaimana yang telah banyak diterangkan oleh para ulama tentang masalah ini......

Ya rabb..jiwa hati ini tak tenang..jelas bahagia itu ada..namun dzalim kepada diri sendiripun nyata...astagfirulahalazim ya allah..maffkan diri ini..jauhkann kezdaliman ya allah..jauhkan jalan buruk..dan akan memperburuk ahlak

Diri ini masih berhijrah ya rabb..masih belajar..masih banyak kekurangan..masih ingin hidup tenang bahagia bersama imam yg bisa membimbing kejalan yang engkau ridoii...semoga ya allah..engkau halalkan segalanya..karna diri ini sangat lelahh😢😢😢

Sad : enny prayunita