
Penampilan wajah individu yang mengalami sindrom tangisan kucing pada usia 8 bulan (A), 2 tahun (B), 4 tahun (C), dan 9 tahun (D)
ENNY PRAYUNITA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES PERDHAKI CHARITAS PALEMBANG
sindrom CRI DU CHAT ,,, pernah denger nama penyakit ini,,? pernahkan / belum sama sekali..! belum... heheh sama saya juga baru denger,,karena mendapat tugas dari dosen "STIKES PERDHAKI CHARITAS palembang,,dan ternyata ini adalah kelainan kromosom,,yang menyebabkan anak mengalami kelainan tangisan kucing,,berikut penjelasan nya,,ceekidoott..
Sindrom tangisan kucing, disebut juga Sindrom Cri du Chat atau Sindrom Lejeune, adalah suatu kelainan genetik akibat adanya delesi (hilangnya sedikit bagian) pada lengan pendek kromosom nomor 5 manusia. [1] [2] Manusia yang lahir dengan sindrom ini akan mengalami keterbelakangan mental dengan ciri khas suara tangis yang menyerupai tangisan kucing. [1] Individu dengan sindrom ini bisanya meninggal ketika masih bayi atau anak-anak. [1]
Sejarah Penemuan
Profesor Lejeune dan koleganya pertama kali mendeskripsikan aspek klinis dari sindrom tangisan kucing pada tahun
1963.
[3]Deskripsi pertama didapat dari observasi terhadap 3 orang anak yang tidak memiliki hubungan keluarga.
[4] Ketiga anak tersebut memiliki ciri-ciri yang meliputi
keterbelakangan mental,
cacat fisik,
mikrochepal (
otak berukuran kecil), bentuk
wajahyang abnormal, dan suara
tangis menyerupai kucing saat bayi yang disertai kegagalan pertumbuhan.
[5] Karakteristik tersebut diasosiasikan dengan delesi sebagian lengan pendek pada kromosom nomor 5.
[4] Hal ini dibuktikan dengan autoradiografi oleh German
et al. pada tahun 1964 dan pewarnaan menggunakan
quinacrine mustard oleh Caspersson
et al. pada tahun 1970.
[4]
Penyebab
Sindrom tangisan kucing disebabkan kelainan
kromosom tubuh (autosomal).
[2] Kromosom nomor 5 yang terlibat mengalami delesi pada lengan pendeknya (5p).
[2] Kebanyakan kasus terjadi akibat
mutasi.
[2]Suatu mekanisme
translokasi genetik pada
kromosom orang tua saat
pembelahan sel juga menjadi penyebab kelainan ini.
[2] Akibat translokasi ini, risiko terjadinya kasus yang sama pada
kehamilan berikutnya akan meningkat.
[2]Tidak ditemukan hubungan antara usia orangtua saat kehamilan dengan sindrom ini.
[2]Diagnosis kelainan ini dapat dilakukan pada jaringan
plasenta (teknik
chorionic villus sampling)saat ke
hamilan berusia 9-12 minggu atau dengan cairan
ketuban (
amnioncentesis) saat usia kehamilan di atas 16 minggu .
[2] [6]
Penderita sindrom tangisan kucing menunjukkan ciri utama berupa suara tangisan yang lemah dan bernada tinggi (melengking), mirip suara anak
kucing.
[2] Suara tangisan yang khas tersebut diakibatkan oleh ukuran
laring yang kecil dan bentuk
epiglotis yang tidak normal.
[2][5]Sejalan dengan pertambahan besar laring, suara menyerupai kucing itu akan hilang.
[2] Sepertiga dari penderita tidak lagi menunjukkan suara tangis menyerupai kucing setelah berusia 2 tahun.
[5]
Penderita sindrom ini lahir dengan berat badan yang di bawah normal.
[2] Selama masa pertumbuhan pun, tubuh penderita kecil dengan tinggi badan di bawah rata-rata.
[2] 98% penderita memiliki otak yang kecil (
mikrochepal) sehingga bentuk kepala juga kecil saat lahir.
[2] Pertumbuhan badan dan kepala lambat.
[2] Ciri fisik lain meliputi bentuk wajah bulat dengan pipi besar,
jari-jari yang pendek, dan bentuk
kuping yang rendah letaknya.
[5]

23 pasang kromosom manusia. Pada penderita sindrom tangisan kucing, kromosom nomor 5 mengalami delesi pada lengan pendeknya.
Penderita sindrom tangisan kucing umumnya mengalami penyakit
jantungbawaan yang terdeteksi sejak lahir.
[2] Terjadi kesulitan dalam bernapas dan menelan pada
bayi penderita berhubungan dengan ukuran laring.
[2]Perkembangan bahasa lambat sehingga komunikasi lebih banyak digunakan dengan bahasa tubuh.
[2] Orang dewasa dengan sindrom ini mengalami pertumbuhan
otot yang abnormal sehingga menyulitkan pergerakan tubuh.
[2]
Penderita sindrom tangisan kucing memiliki kromosom nomor 5 yang mengalami
delesi sebagian (5p).
[2][5] Lokasi delesi dibedakan menjadi terminal atau interstisial pada bagian 15p15.2-5p15.3.
[7] Delesi pada bagian 5p15.3 yang berperan pada timbulnya suara tangisan menyerupai kucing.
[7]Sementara itu, kelainan
fenotipe(sifat
fisik yang tampak) lainnya diakibatkan oleh delesi 5p15.2.
[7]Karena terjadi pada
kromosom tubuh maka peluang kejadian pada anak
laki-laki dan
perempuan adalah sama.
[2]
Pengobatan
Belum ada pengobatan untuk sindrom tangisan kucing.
[8] Pengobatan dilakukan terhadap penyakit medis seperti gangguan
pernapasan,
pencernaan, dan penyakit jantung yang dialami oleh penderita.
[8] Pendidikan untuk peningkatan komunikasi
bahasa lisan, tulisan, maupun stimulasi bahasa tubuh dapat dilakukan pada usia sedini mungkin.
[8] Terapi visual motorikdilakukan untuk meningkatkan fungsi tubuh yang
abnormal.
[8]
Frekuensi kejadian
Kasus ini terjadi pada 1 individu setiap 20.000 kelahiran.
[9]Dikarenakan kecenderungan penderita sindrom ini meninggal pada usia dini maka frekuensi berkurang menjadi 1 individu setiap 50.000 kelahiran bayi yang hidup.
[1] [9] Kemungkinan terjadinya keterbelakangan mental adalah 1.5 per 1000 individu.
[5] Kasus sindrom tangisan kucing ini lebih banyak ditemukan pada anak perempuan.
[2]
Referensi
- ^ a b c d (Indonesia) Campbell NA; Reece JB, Mitchell LG (2002). Biologi (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku) (ed. Edisi ke-5, Jilid 1, diterjemahkan oleh R. Lestari dkk.). Jakarta: Erlangga. hlm. hlm. 292. ISBN 9796884682, 9789796884681 . Diakses 2009-01-30..