Kamis, 11 September 2014

TAKUT Menghadapi Skripsi !!! berikut tips2 menghadapi SKRIPSI...

stikes perdhaki caharitas palembang,, I'm AYU atau juga ENNY ,, saya adalah sala satu mahasiswa keperawatan smester akhir,,yang insyallah sebentar lagi akan berkecumuk dengan skripsi,, :)
baiklah para mahasiswa smester akhir ,,( hehe gaya sok nanya) apa sih yang akan terlintas di pikiranmu jika mendengar kata “skripsi”? 
Bagi sebagian besar anak kuliahan (termasuk saya hehe),, skripsi adalah tugas akademik paling menyeramkan.. Kalau boleh lebay dikit nih, skripsi itu kayak dementor yang bisa menyedot segala memori kebahagiaan seseorang.. Sekalinya ketemu skripsi, kebahagiaanmu langsung tak berbekas.. Yang tersisa hanya rasa takut dan tak percaya diri..(semangattt mengebu-gebu tapi masih bingung mau ngapain,,,rasanya persiapannya belumm mantepp dehh )
Tapi bagaimanapun juga,, suka nggak suka,, kita harus tetep ngerjain skripsi kalau itu adalah syarat kelulusanmu! Nah, supaya kita bisa cepet beresin skripsi,. kita harus punya mental “BERANI”. Tapi,, gimana caranya supaya kamu nggak takut dan bisa lancar ngerjain skripsi? yukkkk Simak disini! kita belajar sama2 menghadapi skripsi nanti,,
saya coba shere dan update ,.tapi kembali lagii yaa,,setiap orang kan caranya berbeda2 yaa cra menghadapi skripsi,,sooo selamatt membaca :)

1. Carilah Topik Skripsi yang Bisa Membuatmu Tertarik 
 Cari topik yang bisa membuatmu tertarik via bewara.coMelakukan sesuatu yang berat, jika diiringi dengan ketertarikan dan minat, pasti bisa bikin kamu semangat. Nah, terapkan hal ini pada skripsimu juga. Cari tahu sebaik mungkin: topik apa sih yang paling membuatmu penasaran? Kalau kamu sudah tahu jawabannya, buatlah judul dengan segera, dan ajukanlah.
Supaya judul skripsimu diterima, penting buatmu untuk mengajukan judul yang jelas juntrungannya. Apa inti masalah yang ingin kamu ulas? Siapa aktor-aktor yang terlibat di dalamnya? Apakah sekarang kamu sudah tahu buku apa saja yang kamu perlukan?
Kamu harus banyak-banyak mencari informasi tentang topik yang kamu pilih tersebut. Semakin kamu tahu tentang topik permasalahanmu, semakin besar kemungkinannya bagi dosen atau sekretaris jurusan untuk menyetujui judul skripsimu.


Pakai metode yang benar-benar kamu kuasai2. Pilihlah Metode Penelitian yang Paling Kamu Kuasai :
Pakai metode yang benar-benar kamu kuasai via fikrirasyid.comSebelum mengerjakan bab I, kamu harus memikirkan matang-matang hal ini dulu. Kamu harus mengenal dirimu sendiri dulu sebelum berperang. Ketahui dulu apa keunggulanmu, dan apa yang kamu kuasai. Pilihlah metode penelitian yang benar-benar kamu kuasai. Mau menggunakan metode penelitian kuantitatif, atau kualitatif?
Jangan memilih sesuatu hanya karena terpengaruh orang lain. Misalnya, hampir semua temanmu memilih menggunakan metode penelitian kualitatif dengan alasan kualitatif itu “lebih gampang”, karena nggak pakai hitungan dan rumus-rumus. Kamu pun akhirnya memilih menggunakan metode ini juga. Padahal, sebenarnya kamu lebih paham dengan metode penelitian kuantitatif, dan topikmu bisa jauh lebih dalam dikupas dengan metode itu. Sementara metode kualitatif yang terdengar lebih mudah juga sebenarnya memerlukan kemampuan berlogika dan bernarasi yang kuat.
Ikut-ikutan teman cuma akan membuatmu nggak menikmati proses pengerjaan skripsi. Yang tahu kemampuanmu cuma dirimu sendiri. Jangan menjebak dirimu sendiri dengan terlalu menghiraukan opini orang lain.


Cari referensi yang mudah didapat3. Cari Narasumber dan Referensi yang Mudah Didapat
Cari referensi yang mudah didapat via ecc2.careernews.web.idBanyak mahasiswa yang skripsinya mentok karena sulit mendapatkan narasumber dan referensi. Kalau skripsi udahmandek di tengah jalan, kamu pun akan jadi stres dan makin malas mengerjakannya. Untuk mengantisipasi hal ini, pastikan dari jauh-jauh hari bahwa topik yang kamu bahas dalam skripsi memang memungkinkan untuk digarap mahasiswa S-1. Jangan biarkan kelulusanmu terhambat karena idealismemu.
Pastikan informan-informan skripsimu bersedia untuk diwawancara. Pastikan juga apakah literatur-literatur yang akan menjadi referensi skripsimu nanti mudah untuk didapatkan. Kalau semuanya udah ada di genggaman tangan, kamu nggak perlu khawatir lagi. Semakin mudah kamu mendapat narasumber dan referensi, maka semakin mudah juga kamu mengerjakan skripsimu. Kamu punya peluang besar untuk bisa lulus kuliah cepat!


Pilihlah dosen yang cocok dengan topikmu4. Pilih Dosen Pembimbing yang Peduli dengan Topik Skripsimu
Pilihlah dosen yang cocok dengan topikmu via www.nus.edu.sgPemilihan dosen yang tepat itu adalah salah satu faktor pendukung supaya kamu semangat ngerjain skripsi. Pertimbangkan masak-masak siapakah dosen yang kompeten untuk bisa jadi dosen pembimbing skripsimu. Sesuaikan dengan topik permasalahan skripsi. Kalau topikmu sesuai dengan minat dosenmu, dia juga bakal semangat untuk membimbing kamu.
Kalau dosennya terkenal killer, kamu jangan keburu takut duluan. Meski pembawaannya tegas sekalipun, seorang dosen pasti akan membantu mahasiswanya. Itulah sebabnya kenapa kamu wajib untuk punya mental baja. Keberanian itu udah jadi harga mati. Segalak apapun dosenmu, kalau kamu punya mental kuat untuk menyelesaikan skripsi, dia pasti akan luluh dan membantu.


Cari dosen yang akrab denganmu 5. Atau,  Pilih Dosen Pembimbing yang  Sudah Akrab DenganmuCari dosen yang akrab denganmu via www.tipsmo.comKamu juga bisa memilih dosen pembimbing yang sudah akrab denganmu. Kalau dosennya sudah kenal dekat sama kamu, kamu juga bisa jadi lebih santai kalau lagi bimbingan skripsi sama dia. Dengan kemudahan seperti ini, nggak ada lagi yang namanya takut ngerjain skripsi. Dosen pembimbing baik, narasumber dan referensi mudah didapat — skripsi lancar deh!


6. Cari Teman Sesama Pejuang Skripsi 
Cari teman sesama pejuang skripsi via blogs.evergreen.eduKadang yang bikin kamu males skripsian itu adalah karena kamu nggak punya teman yang lagi sama-sama skripsian. Kamu males karena tiap kali bimbingan kamu cuma sendirian, kamu nggak punya temen buat ke perpustakaan, dan tiap ngerjain skripsi nggak ada barengannya.
Carilah teman sesama pejuang skripsi. Kamu jadi bisa lebih semangat kalau ada teman yang sama-sama nunggu giliran bimbingan. Kamu punya temen buat diajak ke perpustakaan. Kamu bisa ngerjain skripsi bareng-bareng sambil diskusi. Kalian bisa saling memotivasi satu sama lain.


7. Jalinlah Kedekatan dengan Dosen Pembimbing dan NarasumberJalin hubungan baik dengan dosen dan narasumberJalin hubungan baik dengan dosen dan narasumber via community-sitcom.wikia.comUsahakan untuk bisa punya hubungan dekat dengan dosen dan narasumber. Banyak banget keuntungan yang bisa kamu dapet ketika kamu bisa dekat dengan mereka. Dosen pembimbingmu akan lebih mudah ingat denganmu dibandingkan anak bimbingannya yang lain. Dia juga akan memberikanmu solusi saat kamu sedang kesulitan.
Jika kamu akrab dengan narasumbermu, mereka akan dengan sangat senang hati membantumu. Mereka akan memberikan semua informasi yang ingin kamu dapatkan dari mereka. Mereka jadi sangat terbuka padamu. Kalau udah begini, kamu nggak akan ngerasa stres karena orang-orang yang berperan penting dalam skripsimu udah berbaik hati padamu.

8. Percayalah, teman-temanmu pasti mau membantumu

Teman-temanmu pasti membantumu via www.bicton.ac.ukInilah yang perlu kamu ingat-ingat saat rasa takutmu akan skripsi kembali muncul. Kamu nggak perlu khawatir, karena teman-temanmu pasti mau membantumu. Tapi bukan bantu menggantikan kamu mengetik skripsi, lho! Mereka akan rela memberimu masukan dan ide-ide untuk skripsimu, ketika kamu lagi butuh. Mereka juga bisa juga membantumu mencari narasumber dan referensi skripsi.
Yang harus mengerjakan skripsimu memang cuma kamu sendiri. Tapi, kamu juga masih punya teman-teman yang  bisa kamu andalkan saat mencari bantuan.


9. Jangan Malu-malu Buat Sharing Sama Teman yang Udah Lulus


Sharing sama teman yang udah lulus via www.anneahira.comBanyak-banyaklah sharing sama teman seangkatan atau senior yang udah lulus duluan. Tanyain gimana pengalaman-pengalaman mereka selama menyusun skripsi. Tanyakan apa saja yang ingin kamu tanyakan ke mereka. Mereka pasti bakal terbuka dengan pengalaman skripsi dan sidang mereka. Siapa tahu, mereka juga bakal membeberkan apa saja “penyesalan” mereka saat sedang skripsi. Kamu juga bisa belajar dari kesalahan mereka, ‘kan?
Dengan sharing pada orang-orang yang lebih dulu lulus dari kamu, kamu akan merasa termotivasi untuk segera lulus juga. Masukan-masukan mereka pasti berguna banget buat skripsimu nanti.


10. Buatlah Target Per HariBuat target per-hariBuat target per-hari via www.true-dubai.comBuatlah target kecil setiap hari. Misalnya, per hari setidaknya kamu harus mengerjakan skripsi sebanyak dua lembar. Dengan menetapkan target per hari, kamu nggak akan merasa terbebani. Meskipun cuma dua lembar, skripsimu selalu ada progres setiap harinya. Yang membuatmu semakin takut dengan skripsi itu karena kamu seringkali menunda-nunda untuk mengerjakannya, sehingga bebanmu semakin menumpuk dan rasa takutmu semakin besar.


11. Kerjakan Skripsi di Tempat-tempat yang Kamu SukaKerjain di cafe atau tamanKerjain di cafe atau taman via tumblr.amitgupta.comKalau kamu bosan ngerjain skripsi di rumah atau di perpustakaan, kerjakanlah di luar. Kamu boleh kok ngerjain skripsi di manapun yang kamu suka. Kerjakan skripsimu di kafe, taman atau tempat-tempat yang bisa membuatmu merasa lebih rileks. Suasana yang baru bisa membuatmu jadi lebih produktif lagi, lho. Kalau kamu suka dengan suasananya, kamu jadi nggak jenuh melihat skripsimu sendiri.


12. Ngerjain Skripsi Sambil Santai? Boleh Banget!

Capek? Santai aja dulu.. via mashable.comKamu bisa menyiasati rasa jenuh saat mengerjakan skripsi dengan menyelinginya dengan kegiatan-kegiatan santai lain. Contohnya, kerjakan skripsimu selama 25 menit, lalu beri waktu istirahat selama 5-10 menit untuk instirahat. Nah, isi waktu istirahatmu dengan nonton TV atau main game. Kamu nggak perlu memaksakan tenagamu, karena itu bisa bikin kamu jadi makin males. Percuma aja hari ini kamu bisa ngerjain banyak, tapi kamu baru mau ngerjain lagi tiga minggu kemudian. Sama aja bohong , ‘kan?


13. Bayangkan Hal-hal yang Ingin Kamu Lakukan Saat Kamu Lulus Nanti

Habis lulus, kamu bisa liburan sepuasnya! via myupperwest.comMemberi reward untuk diri sendiri itu penting. Kamu perlu memberikan hadiah pada diri sendiri saat kamu berhasil lulus kuliah nanti. Ini bisa membuatmu semakin terpacu dan termotivasi. Contohnya, saat kamu udah lulus nanti, kamu mau jalan-jalan keliling Indonesia. Atau kalau kamu udah lulus, kamu bisa langsung menikah sama pacarmu! Hehehe…
Dengan memberi reward pada diri sendiri, kamu akan termotivasi untuk bisa segera lulus. Kamu jadi nggak peduli dan nggak takut lagi dengan segala hambatan yang akan menghadangmu nanti.


14. Setiap Kali Mengerjakan Skripsi, Ingatlah Kedua Orang Tuamu

Ingatlah orangtuamu, niscaya kamu akan semangat! via rommikaestria.comOrang tua adalah motivasi utama buatmu. Setiap kali kamu kehilangan arah dan lelah untuk mengerjakan skripsi, ingatlah mereka. Bayangkan wajah bahagia mereka saat kamu wisuda nanti. Kamu pasti bakal bersemangat kembali untuk mengerjakan skripsimu. Setakut-takutnya kamu sama skripsi, kamu pasti bakal lebih takut lagi kalau kamu nggak bisa bikin orang tuamu bangga. Betul nggak tuh?

15. Percaya Diri, dan Yakin Kalau Kamu Itu Bisa!Kamu pasti bisa lulus!!!Kamu pasti bisa lulus!!! via www.kaskus.co.idKamu nggak bakalan bisa punya mental berani kalau kamu nggak percaya dan yakin pada diri sendiri. Semua kunci keberhasilanmu itu cuma terletak pada dirimu sendiri. Apaplaha arti usahamu di atas jika kamu sendiri nggak yakin sama kemampuanmu sendiri. Percaya dan yakinlah kalau kamu itu bisa. Kamulah yang paling tahu bagaimana skripsimu, dan cuma kamu sendiri yang paling bisa melawan rasa takutmu!

Itulah beberapa tips supaya kamu nggak takut buat menghadapi skripsi. Skripsi itu bukan buat nakut-nakutin, melainkan ajang pembuktianmu sebagai seorang mahasiswa. Buktiin kalau kamu bisa nyusun skripsi yang bagus. Dan skripsi yang bagus itu adalah skripsi yang jadi. Semangat dan pantang menyerah. Wisuda sedang menunggumu, guys!

ituulaaa sekilas info yang bisa saya shere ke temen2 semua,,walaupun dengan memperbanyak kopas,,hehehe,, sembari saya juga belajar untuk mempersiapkan skripsi nanti,,,semangatttt teman2 semua .. by "enny prayunita"

Definisi, Klasifikasi Gangguan Jiwa dan Diagnosis Multiaksial

Definisi, Klasifikasi Gangguan Jiwa dan Diagnosis Multiaksial

Gangguan jiwa (DSM-IV) = “Mental disorder is a conceptualised as clinically significant behavioural or psychological syndrome or pattern that occurs in an individual and that is associated with present distress (e.g., a painful symptom) or disability (i.e., impairment in one or more important areas of functioning) or with significant increased risk of suffering death, pain, disability, or an important loss of freedom.”
Penggolongan gangguan jiwa pada PPDGJ-III menggunakan pendekatan ateoretik dan deskriptif.
Urutan hierarki blok diagnosis (berdasarkan luasnya tanda dan gejala, dimana urutan hierarki lebih tinggi memiliki tanda dan gejala yang semakin luas):
  1. F00-09 dan F10-19
  2. F20-29
  3. F30-39
  4. F40-49
  5. F50-59
  6. F60-69
  7. F70-79
  8. F80-89
  9. F90-98
  10. Kondisi lain yang menjadi focus perhatian klinis (kode Z)
Klasifikasi Gangguan Jiwa
F0 Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental Simtomatik
Gangguan mental organic = gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak. Gangguan mental simtomatik = pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder penyakit/gangguuan sistemik di luar otak.
Gambaran utama:
  • Gangguan fungsi kongnitif
  • Gangguan sensorium – kesadaran, perhatian
  • Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi), isi pikir (waham), mood dan emosi
Fl Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif Lainnya
F2 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham
Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan intelektual tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang kemudian
F3 Gangguan Suasana Perasaan (Mood [Afektif])
Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat aktivitas dan kebanyakan gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu
F4 Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan Terkait Stres
F5 Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik
F6 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa dewasa
Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap, dan merupakan ekspresi pola hidup yang khas dari seseorang dan cara berhubungan dengan diri sendiri maupun orang lain. Beberapa kondisi dan pola perilaku tersebut berkembang sejak dini dari masa pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi faktor-faktor konstitusi dan pengalaman hidup, sedangkan lainnya didapat pada masa kehidupan selanjutnya.
F7 Retardasi Mental
Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh. Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lain. Hendaya perilaku adaptif selalu ada.
F8 Gangguan Perkembangan Psikologis
Gambaran umum
  • Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak
  • Adanya hendaya atau keterlambatan perkembangan fungsi-fungsi yang berhubungan erat dengan kematangan biologis susunan saraf pusat
  • Berlangsung terus-menerus tanpa remisi dan kekambuhan yang khas bagi banyak gangguan jiwa
Pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruji termasuk bahasa, ketrampilan visuo-spasial, koordinasi motorik. Yang khas adalah hendayanya berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia
F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa Kanak dan Remaja
Diagnosis Multiaksial
Aksis I
Gangguan Klinis (F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68, F80-89, F90-98, F99)
Kondisi Lain yang Menjadi Focus Perhatian Klinis
(tidak ada diagnosis à Z03.2, diagnosis tertunda à R69)
Aksis II
Gangguan Kepribadian (F60-61, gambaran kepribadian maladaptive, mekanisme defensi maladaptif)
Retardasi Mental (F70-79)
(tidak ada diagnosis à Z03.2, diagnosis tertunda à R46.8)
Aksis III
Kondisi Medik Umum
Aksis IV
Masalah Psikososial dan Lingkungan (keluarga, lingkungan social, pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi, akses pelayanan kesehatan, hukum, psikososial)
Aksis V
Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)
100-91   gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi
90-81     gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa
80-71     gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social
70-61     beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum baik
60-51     gejala dan disabilitas sedang
50-41     gejala dan disabilitas berat
40-31     beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
30-21     disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam hampir semua bidang
20-11     bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri
10-01     persisten dan  lebih serius
0              informasi tidak adekuat
Tujuan diagnosis multiaksial
  • Informasi komprehensif sehingga membantu perencanaan terapi dan meramalkan outcome
  • Format mudah dan sistematik sehingga membantu menata dan mengkomunikasikan informasi klinis, menangkap kompleksitas situasi klinis, dan menggambarkan heterogenitas individu dengan diagnosis yang sama
  • Penggunaan model bio-psiko-sosial
Referensi
  1. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan; 1993.
  2. Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2001