Selasa, 21 Oktober 2014

Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Bayi


Asuhan Keperawatan Komunitas pada Ibu dan Bayi 
Dengan Masalah Pemberian ASI Eksklusif  (0-6) Bulan
Di Desa Lubuk Raman Kecamatan Rambang Dangku 
Kabupaten Muara Enim



Disusun Olehn :
Kelompok 1
1.       Christin Ariesta Lbn Gaol
2.       Fanny Anggraeni
3.       Komang Astri Purnama Putri
4.       Luviana Mintari
5.       Nura Perezkinia Pasmah
6.       Ratna Pramesti
7.       Robi Darmawan
8.       Vera Farlina
9.       Enny Prayunita


Dosen Pembimbing :
IBu  Nurhalinah


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN PERDHAKI CHARITAS
PALEMBANG

2014

---------------------------------------------------------------------------------

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS II  PADA BAYI“. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
·           Dosen pembimbing ibu NURHALINAH
·           Staf/karyawan perpustakaan STIKes PERDHAKI CHARITAS PALEMBANG.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kurang sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

                                                                        Palembang, oktober 2014

                Penulis

-------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak adalah pangkal kesehatan dan kesejahteraan bangsa. Ibu sehat akan melahirkan anak yang sehat, menuju keluarga sehat dan bahagia. Mengingat anak - anak merupakan salah satu aset bangsa maka masalah kesehatan anak memerlukan prioritas masih cukup tinggi. Sekitar 37,3 juta penduduk di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, setengah dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta balita berstatus gizi kurang, lebih dari 100 juta penduduk  beresiko terhadap berbagai masalah kurang gizi. Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDG’s) untuk mengurangi jumlah penduduk yang miskin dan kelaparan serta menurunkan angka kematian balita menjadi tinggal setengah dari keadaan pada tahun 2000 (Syarief,Hidayat.2004). Sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu Negara. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif.. Pada bayi dan balita, kekurangan gizi dapat mengakibatnya terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual. Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki. Dengan demikian akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Negara dan bangsa juga akan menderita bila ibu, anak dan keluarga serta masyarkat tidak sehat. Sebab kematian bayi sangat erat hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi, keadaan gizi dan pelayanan kesehatan.
Berbagai point penting MDG’s tersebut adalah tugas berat bagi pemerintahan Indonesia. MDG’s yang di targetkan pada tahun 2015 telah sampai dan direalisasikan oleh Negara-negara peserta MDG’s, berbicara di timgkatan Indonesia, sekedar mengingatkan bahwa Indonesia, menurut UN World Population Projection dan proyeksi Bapena, tahun 2009, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan 234 juta jiwa pada tahun 2010 menjadi 238 juta iwa dengan laju penduduk kurun lima tahun teralhir mencapai 1,26 persen, sebuah angka yang besar dalam populasi dunia dan menjadi point utama yang harus dibenahi oleh MDG’s.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan Human Development Report 2010, AKB di Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran."Angka itu, 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia. Juga 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand
Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil pokok pembahasan tentang peran seorang Perawat sebagai tenaga kesehatan di komunitas dalam melakukan Pelayanan Kesehatan pada Bayi dan Balita dalam upaya mencapai sasaran MDG’s 2015.
B.     Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini, kelompok mengambil masalah mengenai bayi yang berjudul “Keperawatan Komunitas Bayi” sesuai dengan apa yang diberikan dosen pengajar kepada kelompok.

C.    Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa/i mampu memahami tntang Keperawatan pada Bayi di dalam lingkupan masyarakat.
2.      Tujuan Khusus
Mahasiswa/I mampu menerapkan Asuhan Keperawatan Pada Bayi di Komunitas.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi
Bayi adalah pribadi yang unik, yang akan mengundang rasa ingin tahu anda (Sheila Kitzinger). Bayi adalah anak berusia 0 - 12 bulan (Husaini, 2002). Bayi merupakan makluk yang sangat peka dan halus (Choirunisa, 2009, p.59). Menurut Ana Maria Choirunisa, seorang bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1tahun, namun tidak ada batasan yang pasti, pada masa ini bayi sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.
Bayi merupakan makhluk hidup mungil calon manusia yang berbentuk daripertemuan sperma dan sel telur di dalam rahim seorang wanita. Neonate adalah istilah bagi bayi yang baru berumur 2 minggu pertama kehidupannya. Biasanya memiliki berat 3 kg dan panjang 50 cm. seorang filsuf perancis bernama Jean Jacques Rousseau member definisi bayi baru lahir sebagai makhluk tolol yang sempurna, seperti robotatau patung tanpa gerak dan hamper tidak memperlihatkan adanya perasaan.
B.   Pearawatan Kesehatan Pada Bayi
Bayi merupakan makhluk hidup mungil calon manusia yang terbentuk dari prtemuan sperma dan sel telur di dalam rahim seorang wanita. Bayi merupakan anak yang berumur 28 hari sampai kurang lebih 1 tahun.
Perawatan kesehatan pada bayi meliputi :
1.  Penyuluhan kesehatan kepada keluara khususnya ibu, tentang :
a)  Pemberian Asi Eksklusif untuk bayi di b awah 6 bulan dan makanan Pendamping Asi (MP-Asi) untuk bayi di atas 6 bulan.
b)  Cara menyusui bayo yang baik
c)  Pola pemberian makan dan masalah pemberian makan.
d) Kebersihananak
e)  Tanda anak sehat:
-  Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau pada KMS atau naik ke pita warna di atasnya.
-  Anak bertambah tinggi
-  Kemampuannya bertambah sesuai umur
-  Jarang sakit
-  Ceria, aktif, dan lincah
f)  Tanda bahaya umum/Anak sakit
     -  Tidak bisa minum atau menyusu
-  Mmemuntahkan semuanya
     -  Kejang
     -  Letargis atau tidak sadar
2.  Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita.
     Meliputi :
a)     Pemantauan tumbuh kembang untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang.
b)    Pencegahan kecelakaan
c)     Pemberian imunisasi
d)    Pemberian vit. A, kapsul A berwarna biru yang diberikan 1 kali dalam setahun.
                    Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
                    Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Depkes RI, 2007).
        Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
·           Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun.
Vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia (mata kering). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Beberapa urutan perkembangan motorik selama masa bayi mulai dari umur 1-24 bulan ialah sebagai berikut.
Usia (Dalam Bulan)
Perkembangan Motorik
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
18

24
Gerakan reaksi (negatif = menangis, positif = senyum, dan spontan = menggerak-gerakkan kaki dan tangan).
Memutar ke kanan dan ke kiri.
Menarik-narik selimut dan baju.
Menegakkan kepala ke arah dua belah tangan.
Dapat menelungkup beberapa menit.
Mengamati mainan yang dipegang.
Menarik kepala ke depan.
Duduk beberapa menit.
Dapat duduk sendiri.
Merangkak.
Berdiri sendiri.
Mulai dapat berjalan.
Dapat berjalan dengan baik dan dapat menaiki kursi atau tangga.
Dapat naik dan turun tangga, dan berlari.

C.   Tugas dalam Perkembangan Masa Bayi
Beberapa tugas yang harus dipenuhi selama rentang kehidupan pada masa bayi antara lain sebagai berikut.
1)        Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
2)        Belajar memakan makan padat.
3)        Belajar berbicara.
4)        Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5)        Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6)        Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7)        Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
8)        Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
9)        Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati

D.   Masa Bayi adalah Permulaan Sosialisasi

Egosentrisme, yaitu diri bayi yang muda belia, cepat berubah menjadi keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial dengan memprotes kalau dibiarkan sendiri selama beberapa waktu dan dengan mencoba memperoleh perhatian dari orang lain melalui segala macam cara yang dapat dilakukannya. Salah satu caranya adalah dengan perilaku akrab. Bayi lebih dapat mengandalkan perhatian dan kasih sayang ibu atau perhatian pengganti ibu daripada anggota-anggota keluarga lain atau orang-orang lain.

E.   Masa Bayi adalah Permulaan Berkembangnya Penggolongan Peran Seks

Masa ini merupakan masa dimana bayi dididik untuk dikenalkan dengan kebiasaan menurut jenis kelaminnya masing-masing.sehingga bagi bayi perempuan terlihatlah secara otomatis kelemahanya yaitu suka menangis dan tanda lainnya. Sedangkan anak laki-laki, diberi pakaian warna biru, diselimuti dengan selimut biru dan kamarnya tidak diberi hiasan jumbai-jumbai dan karet-karet seperti kamar anak perempuan. Mainan mereka juga dipilihkan sesuai dengan jenis kelamin mereka masing-masing.

F.    Masa Bayi adalah Permulaan Kreativitas

Bayi memang lemah namun ia selalu belajar mengembangkan minat dan memulai kreativitas kemudian menyesuaikan diri dalam lingkungan.

G.   Masa Bayi adalah Masa Berbahaya

Bahaya bisa terjadi kapan saja terutama pada masa bayi, karena bahaya ini dapat berupa fisik dan psikologis yang berakibat sangat fatal bagi perkembangn si bayi. Di antara bahaya-bahaya fisik, yang paling parah adalah penyakit dan kecelakaan karena sering menyebabkan ketidakmampuan atau bahkan kematian. Karena pola perilaku, minat, dan sikap terbentuk selama masa bayi, maka bahaya psikologis dapat terwujud kalau diletakkan dasar-dasar yang buruk pada masa ini.

H.   Perkembangan Bicara

Berbicara merupakan sarana berkomunikasi (Hurlock, 1980: 82). Bicara merupakan keterampilan mental-motorik. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan (Hurlock, 1978: 176).
Beberapa tugas yang terlibat dalam belajar berbicara, antara lain:
1.        Pengucapan
Bayi belajar mengucapkan kata-kata sebagian melalui coba-coba tetapi terutama dengan meniru ucapan orang dewasa.
2.        Membangun Kosa Kata
Mula-mula bayi belajar nama-nama orang dan benda, kemudian kata-kata kerja.
3.        Kalimat
“Kalimat” bayi yang pertama muncul antara usia dua belas dan delapan belas bulan, biasanya terdiri dari satu kata yang disertai dengan isyarat.

Beberapa bentuk komunikasi prabicara, yaitu sebagai berikut.
1.    Menangis
Menangis adalah salah satu dari cara-cara pertama bayi berkomunikasi dengan dunia pada umumnya. Pada minggu ketiga atau keempat dapat diketahui apa maksud tangis bayi melalui nada, intensitas dan gerakan-gerakan badan yang mengiringinya. Sebelum usia tiga tahun kebanyakan bayi sudah belajar bahwa menangis adalah cara yang manjur untuk memperoleh perhatian.
2.    Berceloteh
Berceloteh dimulai pada bulan kedua atau ketiga, mencapai puncaknya pada delapan bulan dan kemudian berangsur-angsur berubah menjadi bicara yang benar-benar. Ocehan menghilang sama sekali pada saat masa bayi berakhir.
3.    Isyarat
Bayi menggunakan gerakan isyarat sebagai pengganti bicara, bukan sebagai pelengkap pembicaraan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan anak yang lebih tua, remaja dan orang dewasa. Banyak bayi menggunakan isyarat yang dikombinasikan dengan kata-kata untuk membuat kalimat.
4.    Ungkapan-ungkapan emosi
Ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang paling efektif, karena tidak ada yang lebih ekspresif daripada isyarat-isyarat wajah yang oleh bayi digunakan untuk mengatakan keadaan emosinya kepada orang lain. Alasan mengapa ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang bermanfaat adalah:
a. Karena bayi belum mempelajari pengendalian emosi, maka mudahlah bagi orang lain untuk mengetahui emosi apa yang mereka alami melalui ungkapan-ungkapan wajah dan badan.
b. Bayi lebih mudah mengerti orang lain melalui ungkapan wajah daripada melalui kata-kata.

Beberapa isyarat umum yang digunakan pada masa bayi dapat kita lihat pada tabel berikut.
Isyarat
Artinya
Mengeluarkan makanan dari mulut
Kenyang atau tidak lapar
Mencebik (pout)
Tidak senang
Mendorong puting susu dari mulut dengan lidah
Kenyang atau tidak lapar
Mendorong benda jauh-jauh
Tidak menginginkannya
Menjangkau benda
Ingin memilikinya
Menjangkau seseorang
Ingin ditimang/digendong
Mengecapkan bibir atau mengeluarkan lidah
Lapar
Tersenyum dan mengacungkan tangan
Ingin digendong
Bersin berlebihan
Basah dan dingin
Bergeliat dan bergetar
Dingin
Menggeliat, meronta dan menangis selama berpakaian dan mandi
Tidak suka adanya pembatasan kegiatan
Menolehkan kepala dari puting susu
Kenyang atau tidak lapar

I.     Perkembangan Sosialisasi
Perkembangan sosial yang dini memainkan peranan yang sangat penting dalam menentuan hubungan sosial di masa depan dan pola perilaku terhadap orang lain. Karena kehidupan bayi berpusat di sekitar rumah, maka di rumahlah diletakkan dasar perilaku dan sikap sosialnya kelak. Terdapat sedikit bukti yang menyatakan bahwa sikap social atau antisocial merupaan sikap bawaan. “Pengalaman inersaksi sosial di dalam keluarga turut menentukan menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain. Apabila interaksi sosialnya di dalam keluarga tidak lancar, maka besar kemungkinannya bahwa interaksi sosialnya di dalam dengan masyarakat juga berlangsung dengan tidak lancar (Ahmadi, 2002). Apakah seseorang menjadi terikat ke luar atau ke dalam (ekstrovert atau introvert) bergantung terutama pada pengalaman-pengalaman sosial awal.
Mengapa dasar-dasar sosial yang di sini sangat penting adalah bahwa sekali terbentuk dasar-dasar itu cenderung menetap kalau anak-anak menjadi lebih besar. Anak yang pada saat bayi sering menangis, cenderung agresif dan menunjukan perilaku-perilaku yang mencari perhatian. Sebaliknya, bayi yang ramah dan lebih bahagia biasanya penyesuaian sosialnya lebih baik apabila telah menjadi besar nanti.

Beberapa reaksi bayi terhadap orang dewasa antara lain sebagai berikut,
ü   Dua sampai tiga bulan
Bayi dapat membedakan manusia dari benda mati dan bayi tahu bahwa manusialah yang memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Bayi puas bila berada bersama manusia dan tidak senang bila ditinggal sendiri.
ü   Empat sampai lima bulan
Bayi ingin digendong oleh siapa saja yang mendekatinya. Ia memberikan reaksi yang berbeda kepada wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara yang menunjukan amarah.
ü   Enam sampai tujuh bulan
Bayi membedakan “teman” dan “orang-orang asing” dengan tersenyum pada yang pertama dan memperlihatkan ketakutan akan kehadiran pada orang yang terakhir. Ini merupakan awal dari “masa lalu”, juga merupakan permulaan dari “masa terikat”- yaitu masa dimana bayi menunjukan keterikatan yang kuat kepada ibu pengganti dan berkurangnya keramahtamahan.
ü   Delapan sampai sembilan bulan
Bayi mencoba meniru kata-kata, isyarat, dan gerakan-gerakan sederhana dari orang lain.
ü   Dua belas bulan
Bayi mulai bereaksi terhadap larangan “jangan-jangan”.
ü   Enam belas sampai delapan belas bulan
Negativisme, dalam bentuk keras kepala tidak mau mengikuti permintaan atau perintah dari orang dewasa ditunjukan dengan perilaku menarik diri atau ledakan amarah.
ü   Dua puluh dua sampai dua puluh empat bulan
Bayi bekerja sama dalam sejumlah kegiatan rutin seperti berpakaian, makan, dan mandi.
J.    Kebutuhan Gizi Bayi
a).   Kebutuhan  Gizi pada bayi 0-6 bulan
-      Bayi yang baru lahir harus berusaha mencari apa yang dia butuhkan karena saat dalam kandungan, ia terbiasa diasup. Yang pertma kali biasa dilakukan adalah IMD (Inisiasi menyusui Dini).
-      Bayi yang baru lahir juga harus bias beradaptasi terhadap udara sekitar. Karena saat dikandungan, ia hanya merasakan udara yang hangat dari rahim ibunya. Bagi bayi premature yang tidak mengalami permasalahn khusus, sekarang ada model gendongan kanguru. Yaitu, model gendongan khusus dimana bayi digendong didalam baju ibunya sepanjang hari bahkan sampai waktu tidur agar bayi tetap dalam keadaan hangat.
-      Bayi yang baru lahir belum memiliki system pencernaan yang sempurna karena belum ada enzim utk reproduksi makanan karena lever belum sempurna terbentuk. Padahal saat itu bayi membutuhkan karbohidrat, lemak, dan protein. Namun Allah SWT adalah sebaik-baiknya Pencipta maka kandungan asi pada Ibu sudah mencakup itu semua. Asi bagian depan mengandung karbohidrat dan protein, sedangkan asi bagian belakang banyak mengandung lemak. Oleh Karena itu diusahakan saat bayi menyusui harus sampai habis agar karbohidrat, protein, dan lemak bias terhisap maksimal. Jika belum habis (atau baru menyusui sebentar dan bayi tidak mau lagi) maka lebih baik diperas manual samapi habis agar PD bisa terisi lagi dari awal. Menyusui yang baik adalah menyusui teratur yaitu 2 jam sekali. Karena setiap 2 jam sekali setelah disusui, PD ibu akan mengisi ASI kembali. Jika ada sisa perasan dapat disimpan di botol atau plastic bersih pada  suhu ruangan maksimal 8 jam atau di puntu kulkas maksimal 1 bulan atau di freezer maksimal 3 bulan. Untuk yang dari kulkas jika ingin diminumkan pada bayi dapat direndam pada air hangat setelah mencair baru diminumkan pada bayi. Cara ini biasa digunakan pada ibu bekerja yang ingin tetap memberikan asi pada bayinya dengan menstok asi.
-      Jika saat hamil HB ibu rendah, maka kualitas asi akan menurun. Pada 3 bulan pertama pemberian asi saja masih cukup, namun setelah 3 bulan bayi harus nendapat tambahan zat besi dari vitamin tambahan.
-      Fungsi ginjal pada bayi yang baru lahir juga belum sempurna sehingga jika bayi diberikan protein yang tidak sama seperti asi akan membuat bayi lebih sering buang air kecil.
-      Bayi yang lahir anemia bisa terjadi karena saat hamil anemia ibu <10, oleh Karena itu diusahakan saat hamil batas normal anemia ibu harus >10.
b).   Kebutuhan  Gizi pada bayi 6 bulan- 12  bulan
-      Bayi 6 bulan baru bisa diberikan makanan tambahan, jika sebelum usia 6 bulan bayi sudahdiberikan makanan tambahan maka usus yang tidak siap akan berefek pada saat ia dewasa, kemungkinan akan mengalami gangguan pencernaan.
-      Bayi usia 6-12 bulan dapat diberikan makanan pendamping berupa bubur susu cair dan disesuaikan kebutuhan kalori. 110 kaloriuntuk 1kg berat badan, jika berat badan 7 kg maka butuh makanan 700 kalori.
-      MPASI (Makanan Pendamping Asi) seperti Bubur susu utk bayi pun ada tahapannya, dari bubur yang sangat lembut sampai yang agak kasar tergantung kemunculan gigi. Biasanya gigi mulai keluar saat bayi umur 7 bulan, jika gigi graham bayi mulai muncul maka bayi sudah siap untuk makan makanan yang padat seperti daging atau buah potong.
-      Bubur bayi alami lebih mudah diserap oleh tubuh bayi dibnading bubur bayi instant.
-      Resep membuat bubur susu sendiri adalah tepung ditambah air dimasak sampai mendidih dan lembut baru ditambahkan asi. Jika menggunakan sufor maka bisa langsung dimasak dari awal bersama tepung.  Bisa menggunakan tepung ,aizena, tapioca, tepung beras, tepung kacang hijau an jika menggiling beras sendiri maka setelah digiling lebih baik disangrai terlebih dahulu agar awet.
-      Memperkenalkan ikan pada bayi usia 8 bulan lebih baik jika menggunakan air tawar karena jika langsung ikan laut khawatir alergi.
-      Memperkenalkan telur lebih baik yang kuningnya terlebih dahulu karena putih telur mengandung banyak protein. Bisa dicampur dengan bubur nasi atau bubur susu.
-      Untuk menambah rasa lebih baik menggunakan loncang/daun bawang, mentega, minyak sayur, atau keju tanpa penyedap dan garam.
-      TIPS membuat sari kurma alami adalah 5 buah kurma diseduh air mnedidih dan daiamkan beberapa jam sampai kurma dapat dilumatkan. Kemudian saring airnya dan baik untuk bayi.
-      Untuk memberikan tambahan vitamin pada bayi dari buah, lebih baik hindari penggunaan blender karena dapat menghilangkan beberapa vitamin. Caranya bisa dengan diparut tetapi jika apel atau pir diparut harus langsung diberikan ke bayi Karen ajik aberubah warna beberapa vitaminnya hilang.
-      Pemberian asi yang teratur selama 2 tahun bisa menjadi KB alami. Dan  memang sunatullah jika bayi mendapat pengasuhan khusus selama 2 tahun karena ia belum bisa apa-apa. Setelah 2 tahun biasanya bayi sudah mulai bisa melakukan bebrapa hal sendiri dan saat itulah orang tua bisa siap memiliki anak lagi.

 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA IBU BAYI
DENGAN MASALAH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (0-6) BULAN
DI DESA LUBUK RAMAN KECAMATAN RAMBANG DANGKU
KABUPATEN MUARA ENIM

I.       Pengkajian :
1.      Data Demografi
Desa lubuk raman termasuk dalam wilayah Kecamatan rambang dangku kab. Muara enim , yang terdiri dari RT 01, RT 02, dan RT 03, dimana RT 03 (Komplek Perumahan Etnis Tionghoa) tidak dijadikan sebagai target sasaran dalam pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas dengan alasan  masyarakatnya tergolong Homogen.
Batas wilayah yang dijadikan target pengkajian, ialah sebelah Utara dibatasi oleh Sungai X, sebelah selatan dibatasi oleh Persawahan, sebelah barat dibatasi oleh desa lubuk ramaan, dan sebelah timur dibatasi oleh Kompleks Etnis Tionghoa. Desa lubuk raman  ini memiliki berbagai fasilitas umum, yang terdiri dari sebuah Mesjid, sebuah gereja HKBP, Sebuah Balai Lingkungan, sebuah lapangan sepakbola, dan dua lokasi pemakaman umum.
Kegiatan rutin yang dilakukan oleh warga meliputi pengajian Rutin ibu-ibu yang dilaksanakan pada hari kamis, pengajian rutin Bapak-bapak tiap hari minggu,  olah raga sepak bola pemuda remaja tiap hari minggu, posyandu balita tiap hari Rabu minggu ke III.
Desa lubuk raman kec. Rambang dangku terdiri dari 250 KK dengan 800 jiwa, yang terdiri dari 250 bayi (0-6) bulan , 70 anak usia pra sekolah , 80 anak remaja , 270 orang usia produktif, dan 130 orang lanjut usia.
Setelah dilakukan pengkajian data pada tanggal 12 dan 13 Februari 2010 dengan tekhnik wawancara dan observasi, didapatkan data sebagai berikut:

1)      Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
No.
Umur
Laki-laki
%
Perempuan
%
Total
%
1.
0 – 1
25
8,3
25
5
50
6,25
2.
1,1 - 3,5 
30
10
70
14
100
12,5
3.
3,6 – 5
35
11,7
65
13
100
12,5
4.
6 – 12
20
6,6
50
10
70
8,75
5.
13 – 18
25
8,3
55
11
80
10
6.
19 – 35
50
16,7
70
14
120
15
7.
36 – 54
60
20
90
18
150
18,75
8.
> 55
55
18,4
75
15
130
16,25
Total
300
100
500
100
800
100
Berdasarkan tabel diatas, umur penduduk terbanyak laki-laki adalah 36 – 54 tahun, yaitu 60 orang (20%). Sedangkan untuk perempuan terbanyak pada umur 36 – 54 tahun yaitu 90 orang (18%). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di wilayah desa lubuk raman yang terbanyak adalah usia produktif, sehingga memudahkan untuk mencari tenaga / sumber daya yang potensial.

3.      Kondisi Kesehatan
1)      Sarana kesehatan Yang Paling Dekat
No.
Sarana Kesehatan Terdekat
Frekuensi
%
1.
Puskesmas
150
60
2.
Praktik swasta
25
10
3.
Balai pengobatan
25
10
4.
Lain-lain
50
20
Total
250
100
Dari tabel diatas sebagian besar yaitu 150 (60%) keluarga di desa lubuk raman mengatakan sarana kesehatan yang paling dekat adalah Puskesmas.

2)      Jumlah Bayi
No.
Bayi (0-12)
Frekuensi
%
1.
Ya
250
100
2.
Tidak
0
00
Total
250
100
Dari table diatas seluruh (100%) penduduk didesa lubuk raman memiliki bayi

3)      Kebiasaan ke Posyandu
No.
Kebiasaan
Frekuensi
%
1.
Ke Posyandu
120
48
2.
Tidak keposyandu
130
52
Total
250
100
Dari tabel diatas sebagian besar yaitu 130 (52%) bayi tidak dibawa keposyandu untuk dilakukan penimbangan, hal ini dapat menyulitkan pada proses pemantauan tumbuh kembang anak.

4)      Imunisasi Balita
No.
Imunisasi
Frekuensi
%
1.
Lengkap
70
28
2.
Belum lengkap
60
24
3.
Tidak lengkap
120
48
Total
250
100
Dari tabel diatas sebagian besar yaitu 120 (48%) balita tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap. Hal ini menyulitkan proses pemantauan tumbuh kembang anak.

5)      Kepemilikan Kartu Menuju Sehat
No.
KMS
Frekuensi
%
1.
Ya
120
48
2.
Tidak
130
52
Total
250
100
Dari tabel diatas sebagian besar yaitu 130 (52%) balita tidak memiliki KMS, sehingga sulit untuk memonitor tumbang anak.
6)      Hasil Penimbangan Balita
No.
Hasil Penimbangan KMS
Frekuensi
%
1.
Hijau
10
4
2.
Di atas hijau – kuning
40
16
3.
Di bawah titik-titik
50
20
4.
Di bawah merah
150
60
Total
250
100
Dari tabel diatas sebagian besar yaitu 150 (60%) bayi  dari hasil penimbangan mempunyai gizi yang buruk atau dibawah garis merah.

ANALISI DATA
No
Data subjectif
Data objectif
Masalah keperawatan
1

Banyak keluarga tidak memiliki pekerjaan

70% penduduk masih pelajar, dan 5% penduduk tidak memiliki pekerjaan.

Kurangnya gizi dan  ASI ekslusif  pada bayi (0-6) bulan di desa lubuk raman sehubungan dengan banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan, kurangnya jumlah Kader, dan kurangnya pengetahuan masyrakat tentang gizi.
2

Kondisi Kesehatan : bayi  di desa lubuk raman  mengalami kekurangan gizi

100% penduduk di desa lubuk raman memiliki bayi (0-6) bulan.
1.       52% bayi tidak dibawa keposyandu  untuk penimbangan.
2.       48% bayi  tidak mendapatkan imunisasi.
3.       52% bayi  tidak memiliki KMS.
4.       60% bayi dari hasil penimbangan mempunyai gizi yang buruk atau dibawah garis merah.


Kurangnya gizi dan asi ekslusif  pada bayi  di desa lubuk raman sehubungan dengan banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan, kurangnya jumlah Kader, dan kurangnya pengetahuan masyrakat tentang gizi.






II.    Perencanaan Keperawatan Komunitas

Setelah masalah ditemukan maka perlu untuk menentukan sasaran, tujuan, penanggung jawab dari masyarakat, dana, rencana tindakan serta rencana evaluasi yang perlu dipecahkan bersama dengan masyarakat di desa lubuk raman serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.


Diagnosa dan renacana kegiatan

No
Diagnosa
Tujuan
sasaran
strategi
Rencana kegiatan
Hari/tgl
Tempat
Penggung
jawab
dana

1.

Kurangnya gizi dan asi ekslusif  pada bayi di desa lubuk raman sehubungan dengan banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan, kurangnya jumlah Kader, dan kurangnya pengetahuan masyrakat tentang gizi.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali pertemuan diharapkan masyarakat desa lubuk raman  mampu:

1.   Mengidentifikasi penyebab kwasiorkor.
2.   Mampu mencegah kwasiorkor
3.   Mampu menanggulangi  kwasiorkor


Orang tua

K.I.E, praktek dan penyuluhan  yaitu menimbang berat badan anak usia 0 -1 tahun, dan memberikan makanan tambahan pada balita.
Serta memberikan penyuluhan tentang pemberian asi eksklusif

Memberikan penyuluhan tentang asi ekslusif kepada  orang tua,

mendiskusikan bersama orang tua tentang tindakan yang dapat dilakukan orang tua khususnya ibu bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah gizi asi ekslusif, dan memberikan reinforcement terhadap keberhasilan orang tua dalam menjelaskan kembali materi yang telah  diberikan.

Mgu14/02/10

Balai desa lubuk raman

Kepala desa dan mahasiswa

Kepala desa dan
masyarakat



III. PENATALAKSANAAN
No
diagnosa
tanggal
implementasi
Evaluasi

1

Kurangnya gizidan asi ekslusif  pada bayi di desa lubuk raan sehubungan dengan banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan, kurangnya jumlah Kader, dan kurangnya pengetahuan masyrakat tentang gizi.

22/10/14













Penyuluhan tentang gizi dan asi ekslusif pada bayi, di balai desa lubuk raman

Evaluasi struktur :
1.       Rencana penyuluhan telah dilakukan seminggu sebelum acara dilaksanakan.
2.       Undangan penyuluhan disebarkan tiga hari sebelum acara dilaksanakan.
Evaluasi proses:
1.       Peserta yang hadir sebanyak 200 orang
2.       45% peserta aktif bertanya terhadap materi penyuluhan.
3.       Penyuluhan dilaksanakan dibalai Lingkungan XII Kelurahan Sidorukun.


2


23/10/14
Penimbangan berat badan pada bayi (0-12) bulan
Evaluasi hasil:
1.       Warga dapat memahami tentang gizi bayi dan asi ekslusif
2.       Rencana sudah disiapkan seminggu sebelum pelaksanaan dan sebagai penanggung jawab adalah Johansen.
Evaluasi proses:
1.       Penimbangan berat badan bayi secara massal desa lubuk raman, diikuti oleh seluruh KK sebanyak 250 KK beserta dengan istrinya, dan seluruh bayisebanyak 250 jiwa.
2.    Kegiatan penimbangan berat badan berjalan dengan tertib dan lancar




Pemberian makanan tambahan pendamping asi  pada Balita
Evaluasi hasil:
1.       Warga dapat memahami tentang gizi pada bayi dan asi ekslusif
2.       Rencana sudah disiapkan seminggu sebelum pelaksanaan dan sebagai penanggung jawab adalah enny prayunita
Evaluasi proses:
1.       Penimbangan berat badan bayi  secara massal di desa lubuk raman, diikuti oleh seluruh KK sebanyak 250 KK beserta dengan istrinya, dan seluruh balita sebanyak 250 jiwa.
2.       Kegiatan penimbangan berat badan berjalan dengan tertib dan lancar.


Evaluasi hasil:
Masyarakat sudah siap untuk mengikuti acara penimbangan berat badan bayi,  balita namun belum mampu untuk menanggulangi masalah gizi buruk dan pemberian asi ekslusif  karena penghasilan mereka yang tidak berkecukupan.

Evaluasi struktur:
 Rencana sudah disiapkan seminggu sebelum pelaksanaan dan sebagai penanggung jawab adalah mahasiswa

Evaluasi proses:
Pemberian makanan tambahan pada balita secara massal di Lingkungan IV Kelurahan Dwikora, diikuti oleh seluruh KK sebanyak 250 KK beserta dengan istrinya, dan seluruh balita sebanyak 250 jiwa.
Kegiatan pemberian makanan tambahan  berjalan dengan tertib dan lancar.

Evaluasi hasil:
Masyarakat sudah siap untuk mengikuti acara pemberian asi ekslusif dan  makanan tambahan pada balita mereka,dan dan mereka cukup prihatin pada kondisi yang menimpa balita mereka, namun belum mampu untuk menanggulangi masalah gizi buruk karena penghasilan mereka yang tidak berkecukupan.



KUESIONER
I.              Identitas Responden
a.       Umur           :
b.      Pendidikan  :
c.       Pekerjaan     :

II.           Petunjuk Pengisian
a.       Jawablah pertanyataan dibawah ini dengar benar.
b.      Checklist ( √ ) jawaban yang paling sesuai.

III.        Pertanyaan
No.
Pertanyaan
Checklist (√)
1.
Berapa umur anak anda?
a.       0 – 1 tahun
b.      1,1 – 3,5 tahun
c.       3,6 – 5 tahun
2.
Berapa kali anak anda makan dalam sehari?
a.       1 kali
b.      2 kali
c.       3 kali
d.      4 kali
e.       Lebih dari 4 kali
3.
Apakah anak anda mengkonsumsi ASI ataupun susu formula?
a.       Mengkonsumsi
b.      Tidak mengkonsumsi
Alasannya:
4.
Apakah anak anda selalu dibawa ke posyandu untuk ditimbang berat badannya?
a.       Ya
b.      Tidak
Alasannya:
5.
Apakan anak anda diimunisasi secara lengkap?
a.       Lengkap
b.      Kurang lengkap
c.       Tidak lengkap
6.
Apakah anak anda makan 4 sehat 5 sempurna tiap hari?
a.       Selalu
b.      Biasanya
c.       Kadang-kadang
d.      Jarang / pernah
e.       Tidak pernah
Alasannya :
7.
Berapa penghasilan suami anda perbulan:
a.       Rp 100.000 – 500. 000/bulan
b.      Rp 600.000 – 1000.000/ bulan
c.       > Rp. 1000.000./bulan
8.
Apa pekerjaan suami anda?

 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Salah satu faktor penyumbang dari Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita yaitu dari segi pencapaian  pelayanan kesehatan. Sehingga dengan adanya tenaga kesehatan di komunitas dekat dengan masyarakat diharapkan dapat menekan dan menurunkan angka kematian tersebut. Bidan di masyarakat harus mampu menjalankan fungsi-fungsi primer pelayanan kebidanan.
Dari skrining/deteksi dini sampai dengan rujukan apabila diperlukan. Hal ini dilakukan pada seluruh sasaran kebidanan salah satunya yaitu bayi dan balita. Peran seorang tenaga kesehatan di Komunitas dalam upaya mencapai MDG’s 2015 meliputi upaya Pencegahan dengan kegiatan imunisasi pada bayi harus dipertahankan atau ditingkatkan cakupannya sehingga sehingga mencapai Universal Child Immunization (UCI) sampai di tingkat desa. Peningkatan pelaksanaan  ASI eksklusif dan peningkatan status gizi serta peningkatan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang jadi modal awal untuk sehat.
Pelayanan kesehatan pada Bayi dan Balita
1)             Perawatan kesehatan bayi
2)             Perawatan kesehatan anak balita
3)             Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita (deteksi dini)

B.   Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut;
1.       Orang tua hendaknya memperhatikan pola makan dan kebutuhan nutrisi bayinya agar si bayi dapat berkembang dengan baik dan normal.
2.       Orang tua hendaknya mengetahui dan memahami tugas-tugas perkembangan anak pada setiap fase kehidupan, sehingga dapat menerapkan dan memastikan bahwa anaknya telah dapat menyelesaikan semua tugas perkembangannya sesuai dengan rentang usia pada setiap fase tersebut.
3.       Orang tua hendaknya mengasuh anaknya sendiri dan tidak diserahkan pada pengasuh atau orang lain, terutama pada perkembangan masa bayi sampai awal masa kanak-kanak.
4.       Orang tua hendaknya senantiasa mengawasi anak pada saat bermain dan memastikan bahwa permainan anaknya tidak berbahaya, dan tidak terpengaruh oleh lingkungan yang buruk.
5.       Bagi para pembaca hendaknya lebih memahami tugas-tugas perkembangan anak, sehingga dapat menerapkan pola asuh yang tepat pada anak mereka masing-masing.
6.       Bagi masyarakat; sebaiknya masyarakat lebih tanggap terhadap permasalahan yang ada di daerahnya. Serta lebih aktif dalam perannya sebagai kader kesehatan, misalnya menggalakkan upaya-upaya kesehatan, terutama upaya-upaya kesehatan promotif
 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Asuhan Anak Dalam Konteks Keluarga. Depkes RI. Jakarta. 192 : 6-18
Sunaryo, Nano.2005. Panduan Merawat Bayi dan Balita Agar Tumbuh Sehat dan Cerdas. Jogjakarta:Diva Press (Anggota IKAPI)
Mansjoer, Arif dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC
Suandi, I.K.G.1999. Seri Klinik Diit Pada Anak Sakit. Jakarta: EGC

alhamdulilah tugas keperawatan komunitas II nya selesaii juga,,meskipun harus refisi ulang... sempet bingung juga,,apa yang mauu di timbulkan dalam masalah bayi,,,"pemberian asi esklusif" thinkk idenya muncul dengan sendirinya,,senantiasa menari - nari di depan mata,,hahahah "kiding"

refisi selesai,print ulang juga uda selesai,,and finish siap untuk besok pagi,,,2 pertemuan bersama buk nurhalina :)....

tak lupa trimakasih juga untuk rekaan sejawat saya "tata mahyuvi" s1 keperawatan kediri..mahasiswa tingkat akhir juga, ( sama sepertis kita "nurse" ) yang dengan baik hatinya mendengarkan dengan mata "membaca" semua curhatan saya yang berbentuk file,,ter-untuk mr "D.H" ..wahhh sedikit biass.. apalagi dengan 2 minngu terakhir ini..kata "FLORES" yang tertanam di benak saya,,dan yang sangat terupdate "seseorang mualaf'" ,,,,hahh benar sekali...mungkin dia lahh  makmummu "pikir  saya sembari kirim file curhatanya ke tata" ...
tapii saya siapa ?? hayoooo...bahkan jelas2 saya juga tau,,kalo ngaak akan mungkin mr . "D" memilih saya sebagai makmumny.(dia perna katakan menyangkut hal itu)... dan saya paham betul maksud dan tujuanya... :) 
duuhhh sedihhh lagii dee kaloo ingettt hal itu,,pupus,,,,
tapiii ....yakinn aja allah punya rencana yang baik untuk hidup saya di masa depan,,tentunya dengan imam yang telah di persiapkan allah namun belum tampak raganya di hadapan saya,,,hehe ngomong apa yaaa cobaa saya malam ini,,,, sorry intermizooo... dan untuk kakak yang baik hatinya "selalu doa yang terbaik untukmu "... trimaksihh atas motivasi yang diberikan selama ini,, :) 

uda uda kembali lagi ke ASKEP komunitas pada bayi,,,, 
dengan  tetap fokus mengerjakan tugas sembari bercakap2 dg rekan sejawat yang satu ini,,zzztttzzzzz panjang dee ceritannya,,dan akhirnya penulis pun (enny prayunita) bisa menyeelesaikan refisi makalah ini dengan waktu yang cukup panjang,,terhitung dari jam 19.00 sampe sekrang 00.15...capekkk .ngantuk,,plus takut,,semua anak asrama uda pada tidur...okk de kalo gituu penulis akhiri sampai di sini yaa,,,,seeu next time,,,

semangatt  untuk temann -teman  semua ...by : ENNY PRAYUNITA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar