Asuhan Keperawatan Komunitas pada Ibu dan Bayi
Dengan Masalah Pemberian ASI Eksklusif (0-6) Bulan
Di Desa Lubuk Raman Kecamatan Rambang Dangku
Kabupaten Muara Enim
Disusun Olehn :
Kelompok 1
1.
Christin Ariesta Lbn Gaol
2.
Fanny Anggraeni
3.
Komang Astri Purnama Putri
4.
Luviana Mintari
5.
Nura Perezkinia Pasmah
6.
Ratna Pramesti
7.
Robi Darmawan
8.
Vera Farlina
9.
Enny Prayunita
Dosen Pembimbing :
IBu Nurhalinah
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGI ILMU
KESEHATAN PERDHAKI CHARITAS
PALEMBANG
2014
---------------------------------------------------------------------------------
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS II PADA BAYI“.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas
II.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
·
Dosen pembimbing ibu NURHALINAH
·
Staf/karyawan perpustakaan
STIKes PERDHAKI CHARITAS PALEMBANG.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kurang
sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan
dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua.
Palembang,
oktober 2014
Penulis
-------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kesehatan ibu dan anak
adalah pangkal kesehatan dan kesejahteraan bangsa. Ibu sehat akan
melahirkan anak yang sehat, menuju keluarga sehat dan bahagia. Mengingat
anak - anak merupakan salah satu aset bangsa maka masalah kesehatan anak
memerlukan prioritas masih cukup tinggi. Sekitar
37,3 juta penduduk di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, setengah
dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari,
lima juta balita berstatus gizi kurang, lebih dari 100 juta
penduduk beresiko terhadap berbagai masalah kurang gizi. Dalam hal
kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran Millenium
Development Goals (MDG’s) untuk mengurangi jumlah penduduk yang miskin dan
kelaparan serta menurunkan angka kematian balita menjadi tinggal setengah dari
keadaan pada tahun 2000 (Syarief,Hidayat.2004). Sumber daya manusia terbukti
sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu Negara.
Terbentuknya sumber daya manusia yang
berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan
produktif.. Pada bayi dan balita, kekurangan gizi dapat
mengakibatnya terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan
spiritual. Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan
sangat sulit untuk diperbaiki. Dengan demikian akan mengakibatkan rendahnya
kualitas sumber daya manusia. Negara dan bangsa juga akan menderita bila
ibu, anak dan keluarga serta masyarkat tidak sehat. Sebab kematian bayi sangat
erat hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi, keadaan gizi dan pelayanan
kesehatan.
Berbagai point penting
MDG’s tersebut adalah tugas berat bagi pemerintahan Indonesia. MDG’s yang di
targetkan pada tahun 2015 telah sampai dan direalisasikan oleh Negara-negara
peserta MDG’s, berbicara di timgkatan Indonesia, sekedar mengingatkan bahwa
Indonesia, menurut UN World Population Projection dan proyeksi Bapena, tahun
2009, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan 234 juta jiwa pada tahun 2010
menjadi 238 juta iwa dengan laju penduduk kurun lima tahun teralhir mencapai
1,26 persen, sebuah angka yang besar dalam populasi dunia dan menjadi point
utama yang harus dibenahi oleh MDG’s.
Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, jika dibandingkan
dengan negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan Human Development Report 2010,
AKB di Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran."Angka itu, 5,2 kali
lebih tinggi dibandingkan Malaysia. Juga 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan
Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand
Berdasarkan uraian
diatas penulis mengambil pokok pembahasan tentang peran seorang Perawat
sebagai tenaga kesehatan di komunitas dalam melakukan Pelayanan Kesehatan pada
Bayi dan Balita dalam upaya mencapai sasaran MDG’s 2015.
B. Rumusan
Masalah
Dalam pembuatan makalah ini, kelompok mengambil masalah mengenai
bayi yang berjudul “Keperawatan Komunitas Bayi” sesuai dengan apa yang
diberikan dosen pengajar kepada kelompok.
C. Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa/i mampu memahami
tntang Keperawatan pada Bayi di dalam lingkupan masyarakat.
2.
Tujuan
Khusus
Mahasiswa/I mampu menerapkan Asuhan Keperawatan Pada Bayi di
Komunitas.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Bayi adalah pribadi yang unik,
yang akan mengundang rasa ingin tahu anda (Sheila
Kitzinger). Bayi adalah anak berusia 0 - 12 bulan (Husaini, 2002). Bayi merupakan makluk
yang sangat peka dan halus (Choirunisa,
2009, p.59). Menurut Ana Maria
Choirunisa, seorang bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur
1tahun, namun tidak ada batasan yang pasti, pada masa ini bayi sangat lucu dan
menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.
Bayi merupakan makhluk hidup mungil calon manusia yang berbentuk
daripertemuan sperma dan sel telur di dalam rahim seorang wanita. Neonate
adalah istilah bagi bayi yang baru berumur 2 minggu pertama kehidupannya.
Biasanya memiliki berat 3 kg dan panjang 50 cm. seorang filsuf perancis bernama
Jean Jacques Rousseau member definisi bayi baru lahir sebagai makhluk tolol
yang sempurna, seperti robotatau patung tanpa gerak dan hamper tidak
memperlihatkan adanya perasaan.
B. Pearawatan Kesehatan
Pada Bayi
Bayi merupakan makhluk hidup mungil
calon manusia yang terbentuk dari prtemuan sperma dan sel telur di dalam rahim
seorang wanita. Bayi merupakan anak yang berumur 28 hari sampai kurang lebih 1
tahun.
Perawatan kesehatan pada bayi meliputi :
1. Penyuluhan kesehatan
kepada keluara khususnya ibu, tentang :
a) Pemberian Asi Eksklusif untuk bayi di b awah 6 bulan dan makanan
Pendamping Asi (MP-Asi) untuk bayi di atas 6 bulan.
b) Cara menyusui bayo yang baik
c) Pola pemberian makan dan masalah pemberian makan.
d) Kebersihananak
e) Tanda anak sehat:
- Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau pada
KMS atau naik ke pita warna di atasnya.
- Anak bertambah tinggi
- Kemampuannya bertambah sesuai umur
- Jarang sakit
- Ceria, aktif, dan lincah
f) Tanda bahaya umum/Anak sakit
- Tidak bisa minum atau
menyusu
- Mmemuntahkan semuanya
- Kejang
- Letargis atau tidak
sadar
2. Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita.
Meliputi :
a) Pemantauan tumbuh kembang untuk
meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan stimulasi
tumbuh kembang.
b) Pencegahan kecelakaan
c) Pemberian imunisasi
d) Pemberian vit. A, kapsul A berwarna biru
yang diberikan 1 kali dalam setahun.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari
golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan
mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh yaitu
meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya
campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada
beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan Vitamin A, yang
dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita
yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Depkes RI, 2007).
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
·
Kapsul
vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu
kali dalam satu tahun.
Vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita Kekurangan
vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia (mata kering). Hal ini dapat terjadi karena
serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan
pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Beberapa urutan perkembangan motorik selama masa bayi mulai dari
umur 1-24 bulan ialah sebagai berikut.
Usia (Dalam Bulan)
|
Perkembangan Motorik
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
18
24
|
Gerakan reaksi (negatif = menangis, positif =
senyum, dan spontan = menggerak-gerakkan kaki dan tangan).
Memutar ke kanan dan ke kiri.
Menarik-narik selimut dan baju.
Menegakkan kepala ke arah dua belah tangan.
Dapat menelungkup beberapa menit.
Mengamati mainan yang dipegang.
Menarik kepala ke depan.
Duduk beberapa menit.
Dapat duduk sendiri.
Merangkak.
Berdiri sendiri.
Mulai dapat berjalan.
Dapat berjalan dengan baik dan dapat menaiki
kursi atau tangga.
Dapat naik dan turun tangga, dan berlari.
|
C. Tugas dalam Perkembangan
Masa Bayi
Beberapa tugas yang
harus dipenuhi selama rentang kehidupan pada masa bayi antara lain sebagai
berikut.
1)
Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
2)
Belajar memakan makan padat.
3)
Belajar berbicara.
4)
Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5)
Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6)
Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7)
Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan
sosial dan alam.
8)
Belajar mengadakan hubungan emosional dengan
orang tua, saudara, dan orang lain.
9)
Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan
pengembangan kata hati
D. Masa
Bayi adalah Permulaan Sosialisasi
Egosentrisme, yaitu diri
bayi yang muda belia, cepat berubah menjadi keinginan untuk menjadi bagian dari
kelompok sosial dengan memprotes kalau dibiarkan sendiri selama beberapa waktu
dan dengan mencoba memperoleh perhatian dari orang lain melalui segala macam
cara yang dapat dilakukannya. Salah satu caranya adalah dengan perilaku akrab.
Bayi lebih dapat mengandalkan perhatian dan kasih sayang ibu atau perhatian
pengganti ibu daripada anggota-anggota keluarga lain atau orang-orang lain.
E. Masa
Bayi adalah Permulaan Berkembangnya Penggolongan Peran Seks
Masa ini merupakan masa
dimana bayi dididik untuk dikenalkan dengan kebiasaan menurut jenis kelaminnya
masing-masing.sehingga bagi bayi perempuan terlihatlah secara otomatis
kelemahanya yaitu suka menangis dan tanda lainnya. Sedangkan anak laki-laki,
diberi pakaian warna biru, diselimuti dengan selimut biru dan kamarnya tidak
diberi hiasan jumbai-jumbai dan karet-karet seperti kamar anak perempuan.
Mainan mereka juga dipilihkan sesuai dengan jenis kelamin mereka masing-masing.
F. Masa
Bayi adalah Permulaan Kreativitas
Bayi memang lemah namun
ia selalu belajar mengembangkan minat dan memulai kreativitas kemudian
menyesuaikan diri dalam lingkungan.
G. Masa
Bayi adalah Masa Berbahaya
Bahaya bisa terjadi kapan
saja terutama pada masa bayi, karena bahaya ini dapat berupa fisik dan
psikologis yang berakibat sangat fatal bagi perkembangn si bayi. Di antara
bahaya-bahaya fisik, yang paling parah adalah penyakit dan kecelakaan karena
sering menyebabkan ketidakmampuan atau bahkan kematian. Karena pola perilaku,
minat, dan sikap terbentuk selama masa bayi, maka bahaya psikologis dapat
terwujud kalau diletakkan dasar-dasar yang buruk pada masa ini.
H. Perkembangan
Bicara
Berbicara
merupakan sarana berkomunikasi (Hurlock, 1980: 82). Bicara merupakan
keterampilan mental-motorik. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan
otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni
kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan (Hurlock, 1978: 176).
Beberapa tugas yang
terlibat dalam belajar berbicara, antara lain:
1.
Pengucapan
Bayi belajar mengucapkan
kata-kata sebagian melalui coba-coba tetapi terutama dengan meniru ucapan orang
dewasa.
2.
Membangun Kosa Kata
Mula-mula bayi belajar
nama-nama orang dan benda, kemudian kata-kata kerja.
3.
Kalimat
“Kalimat” bayi yang pertama
muncul antara usia dua belas dan delapan belas bulan, biasanya terdiri dari
satu kata yang disertai dengan isyarat.
Beberapa bentuk komunikasi
prabicara, yaitu sebagai berikut.
1. Menangis
Menangis adalah salah satu dari cara-cara pertama bayi
berkomunikasi dengan dunia pada umumnya. Pada minggu ketiga atau keempat dapat
diketahui apa maksud tangis bayi melalui nada, intensitas dan gerakan-gerakan
badan yang mengiringinya. Sebelum usia tiga tahun kebanyakan bayi sudah belajar
bahwa menangis adalah cara yang manjur untuk memperoleh perhatian.
2. Berceloteh
Berceloteh dimulai pada bulan kedua atau ketiga, mencapai
puncaknya pada delapan bulan dan kemudian berangsur-angsur berubah menjadi
bicara yang benar-benar. Ocehan menghilang sama sekali pada saat masa bayi
berakhir.
3. Isyarat
Bayi menggunakan gerakan isyarat sebagai pengganti
bicara, bukan sebagai pelengkap pembicaraan seperti yang dilakukan oleh
kebanyakan anak yang lebih tua, remaja dan orang dewasa. Banyak bayi
menggunakan isyarat yang dikombinasikan dengan kata-kata untuk membuat kalimat.
4. Ungkapan-ungkapan
emosi
Ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang paling
efektif, karena tidak ada yang lebih ekspresif daripada isyarat-isyarat wajah
yang oleh bayi digunakan untuk mengatakan keadaan emosinya kepada orang lain.
Alasan mengapa ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang bermanfaat
adalah:
a. Karena bayi belum
mempelajari pengendalian emosi, maka mudahlah bagi orang lain untuk mengetahui
emosi apa yang mereka alami melalui ungkapan-ungkapan wajah dan badan.
b. Bayi lebih mudah mengerti orang lain melalui
ungkapan wajah daripada melalui kata-kata.
Beberapa isyarat umum yang digunakan pada masa bayi dapat
kita lihat pada tabel berikut.
Isyarat
|
Artinya
|
Mengeluarkan
makanan dari mulut
|
Kenyang
atau tidak lapar
|
Mencebik
(pout)
|
Tidak
senang
|
Mendorong
puting susu dari mulut dengan lidah
|
Kenyang
atau tidak lapar
|
Mendorong
benda jauh-jauh
|
Tidak
menginginkannya
|
Menjangkau
benda
|
Ingin
memilikinya
|
Menjangkau
seseorang
|
Ingin
ditimang/digendong
|
Mengecapkan
bibir atau mengeluarkan lidah
|
Lapar
|
Tersenyum
dan mengacungkan tangan
|
Ingin
digendong
|
Bersin
berlebihan
|
Basah
dan dingin
|
Bergeliat
dan bergetar
|
Dingin
|
Menggeliat,
meronta dan menangis selama berpakaian dan mandi
|
Tidak
suka adanya pembatasan kegiatan
|
Menolehkan
kepala dari puting susu
|
Kenyang
atau tidak lapar
|
I. Perkembangan
Sosialisasi
Perkembangan sosial yang
dini memainkan peranan yang sangat penting dalam menentuan hubungan sosial di
masa depan dan pola perilaku terhadap orang lain. Karena kehidupan bayi
berpusat di sekitar rumah, maka di rumahlah diletakkan dasar perilaku dan sikap
sosialnya kelak. Terdapat sedikit bukti yang menyatakan bahwa sikap social atau
antisocial merupaan sikap bawaan. “Pengalaman inersaksi sosial di dalam
keluarga turut menentukan menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap
orang lain. Apabila interaksi sosialnya di dalam keluarga tidak lancar, maka
besar kemungkinannya bahwa interaksi sosialnya di dalam dengan masyarakat juga
berlangsung dengan tidak lancar (Ahmadi, 2002). Apakah seseorang menjadi
terikat ke luar atau ke dalam (ekstrovert atau introvert) bergantung terutama
pada pengalaman-pengalaman sosial awal.
Mengapa dasar-dasar
sosial yang di sini sangat penting adalah bahwa sekali terbentuk dasar-dasar
itu cenderung menetap kalau anak-anak menjadi lebih besar. Anak yang pada saat
bayi sering menangis, cenderung agresif dan menunjukan perilaku-perilaku yang
mencari perhatian. Sebaliknya, bayi yang ramah dan lebih bahagia biasanya
penyesuaian sosialnya lebih baik apabila telah menjadi besar nanti.
Beberapa reaksi bayi terhadap orang dewasa
antara lain sebagai berikut,
ü Dua sampai tiga bulan
Bayi dapat membedakan
manusia dari benda mati dan bayi tahu bahwa manusialah yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Bayi puas bila berada bersama manusia dan tidak senang
bila ditinggal sendiri.
ü Empat sampai lima bulan
Bayi ingin digendong
oleh siapa saja yang mendekatinya. Ia memberikan reaksi yang berbeda kepada
wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara yang menunjukan amarah.
ü Enam sampai tujuh bulan
Bayi membedakan “teman”
dan “orang-orang asing” dengan tersenyum pada yang pertama dan memperlihatkan
ketakutan akan kehadiran pada orang yang terakhir. Ini merupakan awal dari
“masa lalu”, juga merupakan permulaan dari “masa terikat”- yaitu masa dimana
bayi menunjukan keterikatan yang kuat kepada ibu pengganti dan berkurangnya
keramahtamahan.
ü Delapan sampai sembilan
bulan
Bayi mencoba meniru
kata-kata, isyarat, dan gerakan-gerakan sederhana dari orang lain.
ü Dua belas bulan
Bayi mulai bereaksi
terhadap larangan “jangan-jangan”.
ü Enam belas sampai
delapan belas bulan
Negativisme, dalam
bentuk keras kepala tidak mau mengikuti permintaan atau perintah dari orang
dewasa ditunjukan dengan perilaku menarik diri atau ledakan amarah.
ü Dua puluh dua sampai dua
puluh empat bulan
Bayi
bekerja sama dalam sejumlah kegiatan rutin seperti berpakaian, makan, dan mandi.
J. Kebutuhan Gizi Bayi
a). Kebutuhan Gizi pada bayi 0-6 bulan
- Bayi yang baru lahir
harus berusaha mencari apa yang dia butuhkan karena saat dalam kandungan, ia
terbiasa diasup. Yang pertma kali biasa dilakukan adalah IMD (Inisiasi menyusui
Dini).
- Bayi yang baru lahir
juga harus bias beradaptasi terhadap udara sekitar. Karena saat dikandungan, ia
hanya merasakan udara yang hangat dari rahim ibunya. Bagi bayi premature yang
tidak mengalami permasalahn khusus, sekarang ada model gendongan kanguru.
Yaitu, model gendongan khusus dimana bayi digendong didalam baju ibunya
sepanjang hari bahkan sampai waktu tidur agar bayi tetap dalam keadaan hangat.
- Bayi yang baru lahir
belum memiliki system pencernaan yang sempurna karena belum ada enzim utk
reproduksi makanan karena lever belum sempurna terbentuk. Padahal saat itu bayi
membutuhkan karbohidrat, lemak, dan protein. Namun Allah SWT adalah
sebaik-baiknya Pencipta maka kandungan asi pada Ibu sudah mencakup itu semua.
Asi bagian depan mengandung karbohidrat dan protein, sedangkan asi bagian
belakang banyak mengandung lemak. Oleh Karena itu diusahakan saat bayi menyusui
harus sampai habis agar karbohidrat, protein, dan lemak bias terhisap maksimal.
Jika belum habis (atau baru menyusui sebentar dan bayi tidak mau lagi) maka
lebih baik diperas manual samapi habis agar PD bisa terisi lagi dari awal.
Menyusui yang baik adalah menyusui teratur yaitu 2 jam sekali. Karena setiap 2
jam sekali setelah disusui, PD ibu akan mengisi ASI kembali. Jika ada sisa
perasan dapat disimpan di botol atau plastic bersih pada suhu ruangan maksimal 8 jam atau di
puntu kulkas maksimal 1 bulan atau di freezer maksimal 3 bulan. Untuk yang dari
kulkas jika ingin diminumkan pada bayi dapat direndam pada air hangat setelah
mencair baru diminumkan pada bayi. Cara ini biasa digunakan pada ibu bekerja
yang ingin tetap memberikan asi pada bayinya dengan menstok asi.
- Jika saat hamil HB ibu
rendah, maka kualitas asi akan menurun. Pada 3 bulan pertama pemberian asi saja
masih cukup, namun setelah 3 bulan bayi harus nendapat tambahan zat besi dari
vitamin tambahan.
- Fungsi ginjal pada bayi
yang baru lahir juga belum sempurna sehingga jika bayi diberikan protein yang
tidak sama seperti asi akan membuat bayi lebih sering buang air kecil.
- Bayi yang lahir anemia
bisa terjadi karena saat hamil anemia ibu <10, oleh Karena itu diusahakan
saat hamil batas normal anemia ibu harus >10.
b). Kebutuhan Gizi pada bayi 6 bulan- 12 bulan
- Bayi 6 bulan baru bisa
diberikan makanan tambahan, jika sebelum usia 6 bulan bayi sudahdiberikan
makanan tambahan maka usus yang tidak siap akan berefek pada saat ia dewasa,
kemungkinan akan mengalami gangguan pencernaan.
- Bayi usia 6-12 bulan dapat diberikan
makanan pendamping berupa bubur susu cair dan disesuaikan kebutuhan kalori. 110
kaloriuntuk 1kg berat badan, jika berat badan 7 kg maka butuh makanan 700
kalori.
- MPASI (Makanan Pendamping Asi) seperti Bubur susu utk bayi pun ada
tahapannya, dari bubur yang sangat lembut sampai yang agak kasar tergantung
kemunculan gigi. Biasanya gigi mulai keluar saat bayi umur 7 bulan, jika gigi
graham bayi mulai muncul maka bayi sudah siap untuk makan makanan yang padat
seperti daging atau buah potong.
- Bubur bayi alami lebih mudah diserap oleh tubuh bayi dibnading
bubur bayi instant.
- Resep membuat bubur susu sendiri adalah tepung ditambah air
dimasak sampai mendidih dan lembut baru ditambahkan asi. Jika menggunakan sufor
maka bisa langsung dimasak dari awal bersama tepung. Bisa menggunakan tepung ,aizena,
tapioca, tepung beras, tepung kacang hijau an jika menggiling beras sendiri
maka setelah digiling lebih baik disangrai terlebih dahulu agar awet.
- Memperkenalkan ikan pada bayi usia 8 bulan lebih baik jika
menggunakan air tawar karena jika langsung ikan laut khawatir alergi.
- Memperkenalkan telur lebih baik yang kuningnya terlebih dahulu
karena putih telur mengandung banyak protein. Bisa dicampur dengan bubur nasi
atau bubur susu.
- Untuk menambah rasa lebih baik menggunakan loncang/daun bawang,
mentega, minyak sayur, atau keju tanpa penyedap dan garam.
- TIPS membuat sari kurma alami adalah 5 buah kurma diseduh air
mnedidih dan daiamkan beberapa jam sampai kurma dapat dilumatkan. Kemudian
saring airnya dan baik untuk bayi.
- Untuk memberikan tambahan vitamin pada bayi dari buah, lebih baik
hindari penggunaan blender karena dapat menghilangkan beberapa vitamin. Caranya
bisa dengan diparut tetapi jika apel atau pir diparut harus langsung diberikan
ke bayi Karen ajik aberubah warna beberapa vitaminnya hilang.
- Pemberian asi yang teratur selama 2 tahun bisa menjadi KB alami.
Dan memang sunatullah jika
bayi mendapat pengasuhan khusus selama 2 tahun karena ia belum bisa apa-apa.
Setelah 2 tahun biasanya bayi sudah mulai bisa melakukan bebrapa hal sendiri
dan saat itulah orang tua bisa siap memiliki anak lagi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA IBU
BAYI
DENGAN MASALAH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (0-6) BULAN
DI DESA LUBUK RAMAN KECAMATAN RAMBANG DANGKU
KABUPATEN MUARA ENIM
I. Pengkajian
:
1. Data
Demografi
Desa lubuk raman termasuk dalam wilayah Kecamatan rambang dangku kab. Muara enim , yang terdiri dari RT 01, RT 02, dan RT 03, dimana RT 03 (Komplek
Perumahan Etnis Tionghoa) tidak dijadikan sebagai target sasaran dalam
pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas dengan alasan masyarakatnya
tergolong Homogen.
Batas wilayah
yang dijadikan target pengkajian, ialah sebelah Utara dibatasi oleh Sungai X,
sebelah selatan dibatasi oleh Persawahan, sebelah barat dibatasi oleh desa lubuk ramaan, dan
sebelah timur dibatasi oleh Kompleks Etnis Tionghoa. Desa lubuk raman ini memiliki berbagai fasilitas umum, yang
terdiri dari sebuah Mesjid, sebuah gereja HKBP, Sebuah Balai Lingkungan, sebuah
lapangan sepakbola, dan dua lokasi pemakaman umum.
Kegiatan rutin
yang dilakukan oleh warga meliputi pengajian Rutin ibu-ibu yang dilaksanakan
pada hari kamis, pengajian rutin Bapak-bapak tiap hari minggu, olah raga
sepak bola pemuda remaja tiap hari minggu, posyandu balita tiap hari Rabu minggu
ke III.
Desa lubuk raman kec. Rambang dangku terdiri dari
250 KK dengan 800 jiwa, yang terdiri dari 250 bayi (0-6) bulan , 70 anak usia pra sekolah , 80 anak remaja , 270 orang
usia produktif, dan 130 orang lanjut usia.
Setelah
dilakukan pengkajian data pada tanggal 12 dan 13 Februari 2010 dengan tekhnik
wawancara dan observasi, didapatkan data sebagai berikut:
1) Distribusi
Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
No.
|
Umur
|
Laki-laki
|
%
|
Perempuan
|
%
|
Total
|
%
|
1.
|
0 – 1
|
25
|
8,3
|
25
|
5
|
50
|
6,25
|
2.
|
1,1 -
3,5
|
30
|
10
|
70
|
14
|
100
|
12,5
|
3.
|
3,6 – 5
|
35
|
11,7
|
65
|
13
|
100
|
12,5
|
4.
|
6 – 12
|
20
|
6,6
|
50
|
10
|
70
|
8,75
|
5.
|
13 – 18
|
25
|
8,3
|
55
|
11
|
80
|
10
|
6.
|
19 – 35
|
50
|
16,7
|
70
|
14
|
120
|
15
|
7.
|
36 – 54
|
60
|
20
|
90
|
18
|
150
|
18,75
|
8.
|
> 55
|
55
|
18,4
|
75
|
15
|
130
|
16,25
|
Total
|
300
|
100
|
500
|
100
|
800
|
100
|
Berdasarkan
tabel diatas, umur penduduk terbanyak laki-laki adalah 36 – 54 tahun, yaitu 60
orang (20%). Sedangkan untuk perempuan terbanyak pada umur 36 – 54 tahun yaitu
90 orang (18%). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di wilayah desa lubuk raman yang
terbanyak adalah usia produktif, sehingga memudahkan untuk mencari tenaga /
sumber daya yang potensial.
3. Kondisi
Kesehatan
1) Sarana
kesehatan Yang Paling Dekat
No.
|
Sarana
Kesehatan Terdekat
|
Frekuensi
|
%
|
1.
|
Puskesmas
|
150
|
60
|
2.
|
Praktik swasta
|
25
|
10
|
3.
|
Balai
pengobatan
|
25
|
10
|
4.
|
Lain-lain
|
50
|
20
|
Total
|
250
|
100
|
Dari tabel
diatas sebagian besar yaitu 150 (60%) keluarga di desa lubuk raman mengatakan
sarana kesehatan yang paling dekat adalah Puskesmas.
2) Jumlah
Bayi
No.
|
Bayi (0-12)
|
Frekuensi
|
%
|
1.
|
Ya
|
250
|
100
|
2.
|
Tidak
|
0
|
00
|
Total
|
250
|
100
|
Dari table
diatas seluruh (100%) penduduk didesa
lubuk raman memiliki bayi
3) Kebiasaan
ke Posyandu
No.
|
Kebiasaan
|
Frekuensi
|
%
|
1.
|
Ke Posyandu
|
120
|
48
|
2.
|
Tidak
keposyandu
|
130
|
52
|
Total
|
250
|
100
|
Dari tabel
diatas sebagian besar yaitu 130 (52%) bayi tidak dibawa keposyandu untuk dilakukan
penimbangan, hal ini dapat menyulitkan pada proses pemantauan tumbuh kembang
anak.
4) Imunisasi
Balita
No.
|
Imunisasi
|
Frekuensi
|
%
|
1.
|
Lengkap
|
70
|
28
|
2.
|
Belum lengkap
|
60
|
24
|
3.
|
Tidak lengkap
|
120
|
48
|
Total
|
250
|
100
|
Dari tabel
diatas sebagian besar yaitu 120 (48%) balita tidak mendapatkan imunisasi secara
lengkap. Hal ini menyulitkan proses pemantauan tumbuh kembang anak.
5) Kepemilikan
Kartu Menuju Sehat
No.
|
KMS
|
Frekuensi
|
%
|
1.
|
Ya
|
120
|
48
|
2.
|
Tidak
|
130
|
52
|
Total
|
250
|
100
|
Dari tabel
diatas sebagian besar yaitu 130 (52%) balita tidak memiliki KMS, sehingga sulit
untuk memonitor tumbang anak.
6) Hasil
Penimbangan Balita
No.
|
Hasil
Penimbangan KMS
|
Frekuensi
|
%
|
1.
|
Hijau
|
10
|
4
|
2.
|
Di atas hijau
– kuning
|
40
|
16
|
3.
|
Di bawah
titik-titik
|
50
|
20
|
4.
|
Di bawah merah
|
150
|
60
|
Total
|
250
|
100
|
Dari tabel
diatas sebagian besar yaitu 150 (60%) bayi dari
hasil penimbangan mempunyai gizi yang buruk atau dibawah garis merah.
ANALISI DATA
No
|
Data subjectif
|
Data objectif
|
Masalah keperawatan
|
1
|
Banyak keluarga tidak memiliki pekerjaan
|
70% penduduk masih pelajar, dan 5% penduduk tidak
memiliki pekerjaan.
|
Kurangnya gizi dan ASI
ekslusif pada bayi (0-6) bulan di desa lubuk raman sehubungan
dengan banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan, kurangnya jumlah Kader,
dan kurangnya pengetahuan masyrakat tentang gizi.
|
2
|
Kondisi Kesehatan : bayi di desa lubuk raman mengalami kekurangan gizi
|
100% penduduk di desa lubuk raman memiliki bayi (0-6) bulan.
1.
52% bayi tidak dibawa
keposyandu untuk penimbangan.
2.
48% bayi tidak mendapatkan imunisasi.
3.
52% bayi tidak memiliki KMS.
4.
60% bayi dari hasil penimbangan
mempunyai gizi yang buruk atau dibawah garis merah.
|
Kurangnya gizi dan asi ekslusif pada bayi di desa
lubuk raman sehubungan dengan banyak kepala keluarga
kehilangan pekerjaan, kurangnya jumlah Kader, dan kurangnya pengetahuan
masyrakat tentang gizi.
|
II. Perencanaan
Keperawatan Komunitas
Setelah masalah ditemukan maka
perlu untuk menentukan sasaran, tujuan, penanggung jawab dari masyarakat, dana,
rencana tindakan serta rencana evaluasi yang perlu dipecahkan bersama dengan
masyarakat di desa lubuk raman serta membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Diagnosa dan
renacana kegiatan
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
sasaran
|
strategi
|
Rencana kegiatan
|
Hari/tgl
|
Tempat
|
Penggung
jawab
|
dana
|
1.
|
Kurangnya gizi dan asi ekslusif pada bayi di desa lubuk raman sehubungan dengan banyak kepala
keluarga kehilangan pekerjaan, kurangnya jumlah Kader, dan kurangnya
pengetahuan masyrakat tentang gizi.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali
pertemuan diharapkan masyarakat desa
lubuk raman mampu:
1.
Mengidentifikasi penyebab
kwasiorkor.
2.
Mampu mencegah kwasiorkor
3.
Mampu menanggulangi
kwasiorkor
|
Orang tua
|
K.I.E, praktek dan penyuluhan yaitu menimbang berat badan anak usia 0 -1 tahun, dan memberikan
makanan tambahan pada balita.
Serta memberikan penyuluhan
tentang pemberian asi eksklusif
|
Memberikan penyuluhan tentang asi ekslusif kepada orang tua,
mendiskusikan bersama orang tua tentang tindakan
yang dapat dilakukan orang tua khususnya ibu bila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah gizi asi ekslusif, dan memberikan reinforcement terhadap keberhasilan orang tua
dalam menjelaskan kembali materi yang telah diberikan.
|
Mgu14/02/10
|
Balai desa lubuk raman
|
Kepala desa dan mahasiswa
|
Kepala desa dan
masyarakat
|
III. PENATALAKSANAAN
No
|
diagnosa
|
tanggal
|
implementasi
|
Evaluasi
|
1
|
Kurangnya gizidan asi ekslusif pada bayi di desa
lubuk raan sehubungan dengan banyak kepala keluarga
kehilangan pekerjaan, kurangnya jumlah Kader, dan kurangnya pengetahuan
masyrakat tentang gizi.
|
22/10/14
|
Penyuluhan tentang gizi dan asi ekslusif pada bayi, di balai desa lubuk raman
|
Evaluasi struktur :
1.
Rencana penyuluhan telah
dilakukan seminggu sebelum acara dilaksanakan.
2.
Undangan penyuluhan
disebarkan tiga hari sebelum acara dilaksanakan.
Evaluasi proses:
1.
Peserta yang hadir sebanyak
200 orang
2.
45% peserta aktif bertanya
terhadap materi penyuluhan.
3.
Penyuluhan dilaksanakan
dibalai Lingkungan XII Kelurahan Sidorukun.
|
2
|
23/10/14
|
Penimbangan
berat badan pada bayi (0-12) bulan
|
Evaluasi hasil:
1.
Warga dapat memahami tentang gizi bayi dan asi ekslusif
2.
Rencana sudah disiapkan
seminggu sebelum pelaksanaan dan sebagai penanggung jawab adalah Johansen.
Evaluasi proses:
1.
Penimbangan berat badan bayi secara massal desa lubuk raman,
diikuti oleh seluruh KK sebanyak 250 KK beserta dengan istrinya, dan seluruh
bayisebanyak
250 jiwa.
2. Kegiatan penimbangan berat badan berjalan dengan tertib dan lancar
|
|
Pemberian makanan tambahan pendamping asi pada Balita
|
Evaluasi hasil:
1.
Warga dapat memahami tentang gizi pada bayi dan asi ekslusif
2.
Rencana sudah disiapkan
seminggu sebelum pelaksanaan dan sebagai penanggung jawab adalah enny prayunita
Evaluasi proses:
1.
Penimbangan berat badan bayi secara massal di desa lubuk raman, diikuti oleh seluruh KK
sebanyak 250 KK beserta dengan istrinya, dan seluruh balita sebanyak 250
jiwa.
2.
Kegiatan penimbangan berat
badan berjalan dengan tertib dan lancar.
Evaluasi hasil:
Masyarakat sudah siap untuk mengikuti acara
penimbangan berat badan bayi, balita namun belum mampu
untuk menanggulangi masalah gizi buruk dan pemberian asi ekslusif karena penghasilan mereka yang tidak
berkecukupan.
Evaluasi struktur:
Rencana sudah disiapkan seminggu sebelum
pelaksanaan dan sebagai penanggung jawab adalah mahasiswa
Evaluasi proses:
Pemberian makanan tambahan pada balita secara massal
di Lingkungan IV Kelurahan Dwikora, diikuti oleh seluruh KK sebanyak 250 KK
beserta dengan istrinya, dan seluruh balita sebanyak 250 jiwa.
Kegiatan pemberian makanan tambahan berjalan
dengan tertib dan lancar.
Evaluasi hasil:
Masyarakat sudah siap untuk mengikuti acara
pemberian asi ekslusif dan makanan tambahan pada
balita mereka,dan dan mereka cukup prihatin pada kondisi yang menimpa balita mereka,
namun belum mampu untuk menanggulangi masalah gizi buruk karena penghasilan
mereka yang tidak berkecukupan.
|
KUESIONER
I. Identitas
Responden
a. Umur
:
b. Pendidikan
:
c. Pekerjaan
:
II. Petunjuk
Pengisian
a. Jawablah
pertanyataan dibawah ini dengar benar.
b. Checklist
( √ ) jawaban yang paling sesuai.
III. Pertanyaan
No.
|
Pertanyaan
|
Checklist
(√)
|
1.
|
Berapa umur
anak anda?
a. 0
– 1 tahun
b. 1,1
– 3,5 tahun
c. 3,6
– 5 tahun
|
|
2.
|
Berapa kali
anak anda makan dalam sehari?
a. 1
kali
b. 2
kali
c. 3
kali
d. 4
kali
e. Lebih
dari 4 kali
|
|
3.
|
Apakah anak
anda mengkonsumsi ASI ataupun susu formula?
a. Mengkonsumsi
b. Tidak
mengkonsumsi
Alasannya:
|
|
4.
|
Apakah anak
anda selalu dibawa ke posyandu untuk ditimbang berat badannya?
a. Ya
b. Tidak
Alasannya:
|
|
5.
|
Apakan anak
anda diimunisasi secara lengkap?
a. Lengkap
b. Kurang
lengkap
c. Tidak
lengkap
|
|
6.
|
Apakah anak
anda makan 4 sehat 5 sempurna tiap hari?
a. Selalu
b. Biasanya
c. Kadang-kadang
d. Jarang
/ pernah
e. Tidak
pernah
Alasannya :
|
|
7.
|
Berapa penghasilan
suami anda perbulan:
a. Rp
100.000 – 500. 000/bulan
b. Rp
600.000 – 1000.000/ bulan
c. >
Rp. 1000.000./bulan
|
|
8.
|
Apa pekerjaan
suami anda?
|
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah
satu faktor penyumbang dari Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita yaitu
dari segi pencapaian pelayanan
kesehatan. Sehingga dengan adanya tenaga kesehatan di komunitas dekat dengan
masyarakat diharapkan dapat menekan dan menurunkan angka kematian tersebut.
Bidan di masyarakat harus mampu menjalankan fungsi-fungsi primer pelayanan
kebidanan.
Dari
skrining/deteksi dini sampai dengan rujukan apabila diperlukan. Hal ini
dilakukan pada seluruh sasaran kebidanan salah satunya yaitu bayi dan balita. Peran
seorang tenaga kesehatan di Komunitas dalam upaya mencapai MDG’s 2015 meliputi
upaya Pencegahan dengan kegiatan imunisasi pada bayi harus dipertahankan atau
ditingkatkan cakupannya sehingga sehingga mencapai Universal Child Immunization
(UCI) sampai di tingkat desa. Peningkatan pelaksanaan ASI eksklusif dan peningkatan status gizi
serta peningkatan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang jadi modal awal
untuk sehat.
Pelayanan
kesehatan pada Bayi dan Balita
1)
Perawatan kesehatan bayi
2)
Perawatan kesehatan anak balita
3)
Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita
(deteksi dini)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan
di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut;
1. Orang tua hendaknya
memperhatikan pola makan dan kebutuhan nutrisi bayinya agar si bayi dapat
berkembang dengan baik dan normal.
2. Orang tua hendaknya
mengetahui dan memahami tugas-tugas perkembangan anak pada setiap fase
kehidupan, sehingga dapat menerapkan dan memastikan bahwa anaknya telah dapat
menyelesaikan semua tugas perkembangannya sesuai dengan rentang usia pada
setiap fase tersebut.
3. Orang tua hendaknya
mengasuh anaknya sendiri dan tidak diserahkan pada pengasuh atau orang lain,
terutama pada perkembangan masa bayi sampai awal masa kanak-kanak.
4. Orang tua hendaknya
senantiasa mengawasi anak pada saat bermain dan memastikan bahwa permainan
anaknya tidak berbahaya, dan tidak terpengaruh oleh lingkungan yang buruk.
5. Bagi para pembaca
hendaknya lebih memahami tugas-tugas perkembangan anak, sehingga dapat
menerapkan pola asuh yang tepat pada anak mereka masing-masing.
6. Bagi masyarakat; sebaiknya
masyarakat lebih tanggap terhadap permasalahan yang ada di daerahnya. Serta
lebih aktif dalam perannya sebagai kader kesehatan, misalnya menggalakkan
upaya-upaya kesehatan, terutama upaya-upaya kesehatan promotif
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Asuhan Anak Dalam
Konteks Keluarga. Depkes RI. Jakarta. 192 : 6-18
Sunaryo, Nano.2005. Panduan
Merawat Bayi dan Balita Agar Tumbuh Sehat dan Cerdas. Jogjakarta:Diva Press
(Anggota IKAPI)
Mansjoer, Arif dkk.
2009. Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta: EGC
Suandi, I.K.G.1999. Seri Klinik Diit Pada Anak Sakit.
Jakarta: EGC
alhamdulilah tugas keperawatan komunitas II nya selesaii juga,,meskipun harus refisi ulang... sempet bingung juga,,apa yang mauu di timbulkan dalam masalah bayi,,,"pemberian asi esklusif" thinkk idenya muncul dengan sendirinya,,senantiasa menari - nari di depan mata,,hahahah "kiding"
refisi selesai,print ulang juga uda selesai,,and finish siap untuk besok pagi,,,2 pertemuan bersama buk nurhalina :)....
tak lupa trimakasih juga untuk rekaan sejawat saya "tata mahyuvi" s1 keperawatan kediri..mahasiswa tingkat akhir juga, ( sama sepertis kita "nurse" ) yang dengan baik hatinya mendengarkan dengan mata "membaca" semua curhatan saya yang berbentuk file,,ter-untuk mr "D.H" ..wahhh sedikit biass.. apalagi dengan 2 minngu terakhir ini..kata "FLORES" yang tertanam di benak saya,,dan yang sangat terupdate "seseorang mualaf'" ,,,,hahh benar sekali...mungkin dia lahh makmummu "pikir saya sembari kirim file curhatanya ke tata" ...
tapii saya siapa ?? hayoooo...bahkan jelas2 saya juga tau,,kalo ngaak akan mungkin mr . "D" memilih saya sebagai makmumny.(dia perna katakan menyangkut hal itu)... dan saya paham betul maksud dan tujuanya... :)
duuhhh sedihhh lagii dee kaloo ingettt hal itu,,pupus,,,,
tapiii ....yakinn aja allah punya rencana yang baik untuk hidup saya di masa depan,,tentunya dengan imam yang telah di persiapkan allah namun belum tampak raganya di hadapan saya,,,hehe ngomong apa yaaa cobaa saya malam ini,,,, sorry intermizooo... dan untuk kakak yang baik hatinya "selalu doa yang terbaik untukmu "... trimaksihh atas motivasi yang diberikan selama ini,, :)
uda uda kembali lagi ke ASKEP komunitas pada bayi,,,,
dengan tetap fokus mengerjakan tugas sembari bercakap2 dg rekan sejawat yang satu ini,,zzztttzzzzz panjang dee ceritannya,,dan akhirnya penulis pun (enny prayunita) bisa menyeelesaikan refisi makalah ini dengan waktu yang cukup panjang,,terhitung dari jam 19.00 sampe sekrang 00.15...capekkk .ngantuk,,plus takut,,semua anak asrama uda pada tidur...okk de kalo gituu penulis akhiri sampai di sini yaa,,,,seeu next time,,,
semangatt untuk temann -teman semua ...by : ENNY PRAYUNITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar